Apolos, siapakah dia?
Nama Apolos kita kenal pertama-tama dalam tulisan Lukas di dalam Kisah Para Rasul. Dia seorang Yahudi dari Mesir, tepatnya daerah Alexandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci (Kis 18:24). Ia kemudian ingin menyeberang ke Akhaya (ibu kota Korintus) dan ia sangat berguna di sana (Kis 18:27). Paulus menjumpainya di Korintus (Kis 19:1). Situasi di Korintus kelihatan seperti terpecah menjadi dua golongan yakni golongan Paulus dan golongan Apolos (1Kor 1:12; 3:4). Ada spekulasi misalnya dari teolog Jerome Murphy-O’Conor bahwa pengajaran Apolos yang sifatnya alegoris mengikuti gaya Philo yang berkembang pesat di Alexandria masa itu.
Apolos disebut sebagai pewarta kristiani pertama di Efesus sekitar tahun 52 atau 53. Dia adalah figur yang fasih berbicara dan mahir dalam soal-soal Kitab Suci, ia juga telah menerima pengajaran dalam jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi hanya mengetahui baptisan Yohanes (Kis 18:24-25). Beruntung karena ada Priskila dan Akwila sehingga mereka membawanya ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya jalan Tuhan (Kis 18:26). Mungkin hal yang membedakan pemahamannya adalah pembaptisan karena Apolos hanya mengenal baptisan Yohanes.
Reaksi Paulus ketika berjumpa dengan para murid di Efesus: Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Akan tetapi mereka menjawab dia: “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.” Lalu kata Paulus kepada mereka: “Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?” Jawab mereka: “Dengan baptisan Yohanes.” Kata Paulus: “Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus.” Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.” (Kis 19:1-6)
Sebelum Paulus tiba di Akhya (Korintus), Apolos sudah lebih dahulu berada di sana. Ia berpindah dari Efesus (Kis 18:27). Apolos tiba di sana denan sebuah surat rekomendasi dari jemaat di Efesus: “Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia.Setibanya di Akhya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantu orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.” (Kis 18:27-28).
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (sekitar tahun 55) menyebut Apolos sebagai figur yang penting di Korintus. Paulus mengatakan: “Aku yang menanam, Apolos yang menyiram dan Tuhan memberikan pertumbuhannya.” (1Kor 3:6). Paulus sedang membicarakan skisma yang terjadi pada “empat partai” dalam gereja Korintus pada figur-figur ini: Paulus, Apolos, Petrus (Kefas) dan Yesus Kristus (1Kor 1:10-13). Paulus juga mengatakan: “Tentang saudara Apolos: telah berulang-ulang aku mendesaknya untuk bersama-sama dengan saudara-saudara lain mengunjungi kamu tetapi ia sama sekali tidak mau datang sekarang. Kalau ada kesempatan baik maka ia akan datang.” (1Kor 16:12).
Apolos juga disebutkan sekali lagi ole Paulus dalam suratnya kepada Titus. Paulus meminta tolong untuk Zenas, ahli Taurat dan Apolos dalam perjalanan mereka supaya mereka tidak kekurangan suatu apapun (Tit 3:13).
St. Hironimus mengatakan bahwa Apolos tidak puas dengan perpecahan yang terjadi di Gereja Korintus sehingga ia berpindah ke Kreta bersama Zenas sang Ahli Taurat. Setelah Paulus berhasil meredam situasi perpecahan itu maka Apolos kembali ke Akhya dan diangkat menjadi uskup. Kemungkinan ia menjadi uskup di Duras atau di Ikonium daerah Firgia atau mungkin juga di Kaisarea.
Martin Luther dan beberapa ahli Kitab Suci pernah berpikir bahwa surat kepada jemaat Ibrani merupakan buah karya Apolos. Ada pakar lain yang berpikir bahwa Paulus atau Barnabas yang menulisnya. Lebih dari itu tidak ada tulisan lain tentang Apolos. Apolos oleh gereja Lutheran mengenangnya sebagai orang kudus, sama dengan Aquila dam Priskila.
Maka pertanyaan, siapakah Apolos itu? Apolos adalah seorang penginjil, pembela iman (apologet), pemimpin gereja, dan sahabat Paulus. Dia setia kepada Tuhan. Hidupnya menginspirasikan kita untuk bertumbuh dalam rahmat dan pengenalan akan Allah (2Ptr 3:18).
PJSDB