Kematian itu suatu kepastian
Seorang sahabat saya baru mengirim sebuah pesan singkat yang isinya curhat tentang omanya. Omanya selalu berdoa untuk cepat meninggal dunia tetapi sudah bertahun-tahun belum meninggal dunia juga. Semua keluarga saling berbicara satu sama lain tentang usia oma yang panjang padahal dia sendiri tidak menghendakinya lagi. Sahabat saya adalah salah satu cucunya dengan bijaksana mengatakan bahwa kematian itu sebuah kepastan. Pada saat yang tepat Tuhan juga akan memanggil omanya.
Banyak orang mengatakan terus terang tentang kematiannya. Mereka tidak takut karena yakin bahwa kematian itu sebuah kepastian. Semua orang akan mengalaminya sendiri pada waktu yang tepat yang ditentukan oleh Tuhan. Tidak ada yang perlu ditakuti dalam menghadapi kematian. Tuhan Yesus sendiri berani berkata: “Dengarlah dan camkanlah segala perkataanKu ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” (Luk 9:44).Yesus sebagai Anak Manusia diserahkan ke dalam tangan manusia berarti Ia akan ditolak, dibunuh sampai mati di kayu salib dan pada hari ketiga akan bangkit.
Penderitaan dan kematian juga merupakan bagian dari hidup kita. Semua orang mengalaminya. Tidak ada satu hal pun yang abadi di dunia ini. Oleh karena itu hendaknya hidup kita berorientasi hanya kepada Tuhan. Saya ingat kisah orang Romawi. Setelah berperang, biasanya sang Jendral berjalan dan disanjung-sanjung sebagai pahlawan di tengah masyarakat. Seorang prajurit kecil berbisik ke dalam telinganya: “Respice post te! Hominem te esse memento! Memento mori! (Lihatlah ke sampingmu! Ingatlah bahwa anda hanya seorang manusia! Ingatlah bahwa engkau juga akan mati”.
Apakah anda selalu siap untuk menghadapi kematianmu?
PJSDB