Belajar dari sang Kasir
Banyak kali saya mengunjungi supermarket di dekat komunitas seperti “Sabar Subur” dan “Hero” untuk berbelanja. Ini menjadi kesempatan yang baik saya boleh mengamati perilaku orang yang datang ke supermarket tersebut. Dari banyak konsumen atau sekedar pengunjung supermarket, saya lebih tertarik untuk mengamati perilaku para pegawai yang bekerja sebagai kasir. Apa yang istimewa dari para kasir? Mereka selalu dalam posisi berdiri, mata mereka mengawasi, tangan mereka selalu bergerak untuk mengambil barang belian, mengecek dengan mesin sambil menghitung banyaknya uang yang harus dibayar pembeli. Mereka juga memasukkan belanjaan di dalam kantong plastik sesuai jenis barangnya dan mempersilakan pembeli untuk meninggalkan kasir dengan membawa barang bawaan yang sudah mereka beli.
Apa saja hal menarik lain dari para kasir? Mereka kelihatan tenang dan sabar. Mereka berusaha menjadi pribadi yang menarik dan ramah dengan pelanggan. Keramahan ditunjukkan dengan berbasa-basi dengan pelanggan, memandang dengan penuh kasih kepada anak-anak yang masih kecil dan lucu. Pakaian mereka juga rapi, bahasanya komunikatif. Semua mata pelanggan tertuju kepadanya. Biasanya mereka mengakhiri segala pekerjaan dengan mengatakan terima kasih kepada para pelanggan. Andaikan kasir itu tidak ramah, tidak menarik secara fisik maka kelihatan sepi, orang “terpaksa” untuk mengantre di tempatnya. Mungkin masih banyak hal lain yang terlewatkan begitu saja dari usaha mengamati perilaku para kasir ini.
Rekan-rekan Pria Katolik yang terkasih. Mengamati perilaku para kasir di supermarket saya merasa bahwa kita semua dipanggil oleh Tuhan untuk memanfaatkan potensi yang dianugerahkanNya kepada kita untuk kebaikan diri dan sesama. Tuhan menghendaki agar setiap orang bekerja untuk menjadi bahagia di dalam hidupnya. Banyak orang mengatakan bahwa pria bertugas untuk bekerja yakni membangun dunia, membangun masyarakat dan membangun keluarganya. Dari Kitab Suci kita mengetahui bahwa akibat dosa asal manusia pertama dan keturunannya diperintahkan Tuhan untuk bekerja. Tuhan berfirman: “Dengan bersusah paya engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu. Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena disitulah engkau diambil, sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu.” (Kej 3:17-19).
Perkataan Tuhan ini mengundang kita untuk memanfaatkan semua potensi kehidupan diri kita untuk kebaikan. Laksana sang kasir di supermarket yang melayani antrian panjang di meja kasirnya, para Pria Katolik hendaknya selalu berdiri teguh untuk mewujudkan rencana dan kehendak Tuhan. Berdiri bisa menjadi simbol kerajinan dalam kerja dan pelayanan. Tuhan memberikan kepadamu jari-jari untuk mengubah dunia melalui aneka pekerjaanmu demi kebaikan dan kesejahteraan. Tuhan menjadikan mulutmu untuk menyapa, meneguhkan, memberi arti kehidupan kepada sesama yang ada di sekitarmu. Tuhan memberi akal budi, hati nurani dan kebebasan sebagai anak-anak Allah untuk mengabdi bagi kemanusiaan.
Seorang kasir selalu berdiri dengan sikap berjaga-jaga. Saya membayangkan bahwa sikap ini juga sangat kristiani. Tuhan Yesus sendiri berkata: “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Mat 24:42). Orang kristiani yang baik akan selalu berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan di dalam hidupnya. Ia tidak akan melewatkan waktu dan kesempatan berlalu begitu saja tetapi akan setia melayani dan berbuat baik. Tuhan tentu memperhatikan perbuatan baik dan menganugerahkan keselamatan kekal kepada anda dan saya.
Satu hal yang tidak bisa kita lewatkan dari seorang kasir adalah ketenangan dan kesabaran. Ketika seorang kasir tergesa-gesa pasti punya dampak yang besar terhadap pekerjaannya. Ia salah menghitung barang, uang pembayaran dan lain sebagainya. Menghadapi situasi dengan ketenangan itu adalah modal yang bagus dari seorang pria katolik dalam bekerja untuk melayani Tuhan dan sesama. Ketenangan dan kesabaran dalam melayani adalah ujian berat buat seorang pria katolik. Kita belajar dari Yesus sang Maestro yang menghadapi semua situasi dengan sabar dan tenang. Ia memenangkan segalanya, bahkan memenangkan kematian di kayu salib dengan bangkit mulia. Yesus selalu tenang dan sabar menerima kehendak Bapa dan semuanya terlaksana dengan sempurna.
Pada hari ini kita semua diteguhkan oleh semangat dan sikap hidup dari para kasir. Mari kita coba menerapkannya di dalam hidup, dalam karya dan pelayanan kita. Tuhan sudah memberi segalanya kepadamu, silakan bekerja dan melayani dengan sukacita. Saya mengakhiri renungan ini dengan mengutip Ben Stein yang pernah berkata: “Langkah pertama yang tak tergantikan untuk mencapai apa pun yang kau inginkan dalam hidup adalah ini: ambilah keputusan tentang apa yang engkau inginkan sekarang juga.” Terima kasih sang “Kasir” engkau sudah menginspirasikan kami hari ini.
PJSDB