Hari Senin, Pekan I Adven
Yes 2:1-5
Mzm 122:1-2,3-4a,(4b-5,6-7), 8-9
Mat. 8:5-11
Berjalan dalam Terang Tuhan
Pada suatu ketika Beata Theresia dari Kalkuta bersama para suster di komunitasnya mengunjungi seorang bapa yang tinggal sendirian di Kalkuta. Bapa itu memiliki rumah dengan jendela yang tertutup rapat. Suasana di dalam rumahnya gelap dan pengap. Akibatnya bapa yang hidup terisolasi itu juga mangalami sakit-sakitan. Kehadiran Beata Theresia dan para susternya sangatlah berarti baginya. Mereka menghibur, membersihkan rumah, membuka jendela sehingga ada pergantian udara, kamarnya menjadi terang, mengatur tempat tidurnya. Suasananya berubah dari gelap menjadi terang. Ada satu hal yang menarik ketika para suster itu membersihkan rumah bapa itu. Mereka menemukan sebuah lampu lentera yang memiliki sumbu tetapi tidak ada minyak tanah di dalam tangkinya. Salah seorang suster membersihkan lampu, membeli minyak tanah dan memasang sumbu baru. Lampu itu menyala semalaman, menerangi bapa itu. Pada kesempatan lainnya, para suster mengunjunginya lagi. Bapa itu sudah sehat dan sangat bahagia mendapat kunjungan itu. Bapa itu mengatakan kepada para suster: “Saya sudah merasa sehat karena kalian membawa obat. Kehadiran kalian adalah obat yang mujarab yang menyehatkanku. Rumahku juga sudah terang bukan karena lampu, melainkan kehadiran kalian adalah terang yang menyinari kehidupan saya.”
Kisah ini menarik perhatian kita dalam mengawali masa Adventus ini. Sabda Tuhan melalui nabi Yesaya mengarahkan kita untuk melihat terang Tuhan. Terang adalah sebuah tema yang penting bagi kita semua selama masa Adventus hingga Natal nanti. Kita semua menantikan kedatangan Tuhan Yesus dengan penuh kerinduan. Ia sudah datang sebagai manusia lemah seperti kita kecuali dalam hal dosa. Ia menerangi semua orang dalam kegelapan hidup mereka. Ia akan datang kembali dalam terang kemuliaanNya untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Dialah yang dengan tegas mengakui diriNya: “Akulah Terang dunia, barangsiapa mengikuti Aku tidak akan berjalan dalam kegelapan.” (Yoh 8:12). Dialah yang menyapa kita semua: “Kamu adalah terang dunia.” (Mat 5:14).
Nabi Yesaya melihat hari-hari terakhir sebagai hari penuh sukacita dan pengharapan. Ia menubuatkan sebuah masa depan di mana Tuhan benar-benar berkuasa atas manusia. Ia akan menarik semua orang untuk datang kepadaNya. Inilah nubuat Tuhan melalui Yesaya: “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.” (Yes 2:2-3).
Selama masa Adventus ini kita semua disapa dan diajak oleh Tuhan untuk datang kepadaNya. Rumah Tuhan akan menjadi pemersatu bagi semua orang. Tuhan yang bersamayam di rumahNya akan mengajar kita jalan-jalanNya. Nah, sekarang pikirkanlah gereja sebagai gedung yang mempersatukan kita sebagai umat beriman. Kita juga datang kepadaNya dan mengharapkan pertolonganNya melalui doa dan permohonan. Kita mengangkat pujian dan syukur kepadaNya. Kita membutuhkan Tuhan untuk mengajar SabdaNya supaya kita layak menjadi anak-anakNya. Apakah kita pernah menyadari bahwa Ia mengasihi kita dan memanggil kita kepadaNya? Apakah kita mau menerima undanganNya untuk menikmati terangNya?
Tuhan juga akan menjadi hakim bagi bangsa-bangsa dan wasit bagi banyak suku bangsa supaya semuanya merasakan suasana damai dan kasih sayang. Tidak akan ada perselisihan di antara semua pribadi tetapi semuanya akan menjadi saudara. Nabi Yesaya mengajak semua orang untuk berjalan dalam terang Tuhan. Ini berarti kita saat ini juga pernah berjalan dalam kegelapan dan butuh Tuhan untuk menerangi hidup kita. Di pihak kita, kita membangun semangat pertobatan untuk layak datang kepada Yesus dan layak menerimaNya di dalam hidup kita.
Dalam bacaan Injil kita mendengar bagaimana seorang perwira Romawi datang kepada Yesus untuk memintaNya menyembuhkan hambanya. Ia dengan jujur berkata kepada Yesus bahwa Ia tidak layak menerimaNya di rumah tetapi dengan kuasa SabdaNya boleh menyembuhkan hambanya. Tuhan Yesus menyembuhkan hamba sang perwira itu. Hamba sang perwira merasakan terang Tuhan Yesus.
Mulai hari ini marilah kita berjalan dalam terang Tuhan. Kita semua tidak layak menerima Tuhan yang kudus tetapi Dia sendiri akan menguduskan, membuat kita menjadi layak bagiNya. Bangunlah semangat tobat supaya layak merayakan kelahiran Kristus di hari Natal nanti.
PJSDB