Gembala ini memang “Super”
Saya membaca kembali sebuah perumpamaan Yesus tentang gembala yang “super” baik (Mat 18: 12-14). Ia memiliki seratus ekor domba. Pada suatu hari ia mengalami kehilangan seekor domba maka ia rela meninggal sembilan puluh sembilan ekor itu di derah perbukitan dan pergi mencari satu ekor yang tersesat. Ketika menemukan satu ekor yang tersesat itu, maka ia sangat bergembira. Gembala ini dikatakan “super” baik karena ia rela meninggalkan sembilan puluh sembilan yang tidak tersesat dan hanya mencari satu yang tersesat. Gembala ini sangat berbeda dengan para gembala umumnya. Mereka umumnya akan tetap memihak yang mayoritas dan mengabaikan minoritas. Gembala yang satu ini memihak minoritas dan meninggalkan mayoritas sendirian. Mengapa? Karena mungkin mayoritas tidak membutuhkan gembala.
Gembala adalah gambaran diri Tuhan. Dalam hal ini Tuhan Yesus memberi perhatian khusus kepada kaum pendosa yang sesat. Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang (Luk 19:10). Ia memanggil orang-orang yang dikucilkan, orang-orang yang tidak terhormat (Mat 9:13). Sikap Yesus ini menjadi kekuatan bagi gereja untuk mengulurkan tangan bagi kaum pendosa, mereka yang mengaku diri katolik tetapi hidupnya masih jauh dari Tuhan Yesus. Banyak kali gereja mungkin mencari zona nyamannya saja misalnya bersatu dengan orang-orang yang dikategorikan “aktivis Gereja” saja dan lupa bahwa opsi yang paling tepat adalah bersama para aktivis mencari mereka yang tersesat.
Masa adventus menjadi masa di mana kita mematangkan opsi ini. Kepekaan terhadap kaum pendosa, hasrat untuk membawa mereka kembali ke dalam gereja merupakan dimensi misioner kita semua. Mari membuka mata untuk memberi perhatian kepada domba yang tersesat di dalam Gereja Kristus. Semangat Yesus sebagai Gembala Baik haruslah kita miliki. Dialah gembala yang “super” anda dan saya juga bisa menjadi gembala “super” di dalam Gereja masa kini.
PJSDB