Jadikanlah aku pembawa damai!
Pada suatu saat saya mengunjungi sebuah komunitas para suster Fransiskan. Di ruang tamu ada sebuah ikon St. Fransiskus dari Asisi, dan ada tulisan doa ini:
“Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai.Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.
Ya Tuhan Allah, ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti; mengasihi daripada dikasihi; sebab dengan memberi kita menerima; dengan mengampuni kita diampuni, dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal. Amin.”
Doa St. Fransiskus ini mengingatkan saya pada perjuangan beliau untuk mewujudkan perdamaian dalam perjumpaannya dengan Sultan Mesir Malik-al Kamil. Situasi perang salib yang memecah belah banyak pihak tetapi kehadiran Fransiskus mengubah kiblat hidup banyak orang di Damietta, Mesir saat itu.
Tuhan Yesus bangkit dan menyapa para murid-Nya: “Damai sejahtera bagi kamu.” Damai itu diberikan-Nya kepada manusia dan damai itu tidak sama dengan yang dunia tawarkan.” (Yoh 14:27). Yesus juga berkata: “Barangsiapa membawa damai akan disebut anak-anak Allah.” (Mat 5:9). Apakah anda juga membawa damai atau perpecahan?
PJSDB