Mentaati Kehendak Allah
Kita memasuki bulan Mei. Bulan Mei dikenal juga sebagai bulan untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Melalui Food For Thought, saya ingin mengembangkan beberapa pokok pikiran sepanjang bulan ini untuk mengarahkan kita memandang dan mengasihi Bunda Maria. Kita coba belajar dan menyerupai kekudusannya.
Pada hari pertama ini saya mengajak kita untuk merenungkan secara sederhana makna kehendak Tuhan Allah di dalam kehidupan Bunda Maria. Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Yesus di dalam bait Allah, mereka berjumpa dengan Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh sedang menantikan penghiburan bagi umat Israel. Simeon berkata kepada Bunda Maria: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan pilihan banyak orang di Israel dan menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan, dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (Luk 2:34-35).
Apa yang terjadi pada Bunda Maria ketika mendengar kata-kata profetis ini? Apakah Maria merasa cemas? Penginjil Lukas ternyata tidak menjelaskan reaksi Bunda Maria. Ia tidak ragu, gelisa dan cemas. Ia menerima perkataan Simeon sama seperti ketika ia menerima kabar sukacita dari Malaikat Gabriel. Dasarnya adalah iman dan kasihnya kepada Tuhan. Iman Maria kepada Tuhan telah mengorientasikan dirinya hanya kepada Tuhan. Dialah hamba Tuhan yang menerima kehendak Tuhan Allah yang unik di dalam hidupnya. Kehendak Allah adalah menjadi ibu bagi Yesus Kristus. Maka dalam suasana apa pun ia belajar taat kepada Tuhan Allah seperti Puteranya Yesus Kristus.
Perkataan Simeon ini memiliki makna yang mendalam. Maria akan selalu berjalan bersama Yesus Puteranya untuk suatu tugas yang mulia dalam menyelamatkan manusia. Dialah ibu sang Penebus. Sejak awal ia sudah tahu bahwa Yesus Puteranya akan ditolak dan banyak mengalami penderitaan untuk keselamatan manusia. Sesunggunya kehendak Tuhan Allah itu unik bagi setiap orang. Mari kita juga mentati kehendak Allah yang unik bagi setiap orang.
P. John, SDB