Food For Thought 3 Mei 2015: Berani mengikuti Kristus

Maria Berani mengikuti jejak Kristus

cuore immacolatoSetiap kali mengikuti ibadat Jalan Salib, pada stasi keempat kita merenungkan perjumpaan antara Yesus dan Ibunya Maria. Komentar untuk perhentian keempat adalah: “Para murid Yesus telah lari, sehingga Yesus harus menapaki jalan sengsara-Nya seorang diri. Tetapi dalam perjalanan sengsara ini ternyata masih ada Maria, ibu-Nya, yang setia menderita bersama Dia. Ibu Yesus ternyata bukan hanya Maria. Yesus sendiri menegaskan, “Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!” (Mat 12:50). Bunda Maria tidak hanya mengandung dan melahirkan Yesus saja. Ia memiliki tanggung jawab yang luhur sebagai ibu. Ia juga merupakan murid, yang berjalan mengikuti jejak Yesus Puteranya. Apakah kita sudah bisa menjadi ibu Yesus?

Permenungan kita pada hari ketiga Mei ini adalah tentang keberanian Bunda Maria untuk mengikuti jejak Kristus Puteranya. Ia menerima kehendak Tuhan yang unik hari demi hari. Kita mengingat kembali sikapnya ketika ia menerima khabar sukacita. Pada waktu itu, dengan hati sebagai hamba, Bunda Maria menyatakan kesanggupannya untuk mengikuti kehendak Tuhan. Ia berani mengikuti jalan Tuhan. Nah, satu hal yang mengesankan dari hidup bunda Maria adalah kesiapan bathinnya untuk mengikuti jalan Tuhan tanpa syarat apa pun. Ia membaktikan dirinya sebagai hamba Tuhan secara total, tanpa perhitungan apa pun. Banyak kali kita melayani tetapi dengan menentukan kondisi atau syarat tertentu. Kalau mau melayani, layanilah seperti Bunda Maria, seperti Yesus Puteranya yang melayani tanpa perhitungan apa pun.

Bagaimana dengan anda dan saya? Kita mengakui diri kita sebagai orang kristen. Kita adalah Kristus kecil, golongan Kristus tetapi belum sepenuhnya berani untuk menunjukkan diri kita sebagai Kristus kecil. Banyak orang kesulitan untuk mengikuti Jejak Kristus. Mereka mau hidup gampang dan enak dan lupa bahwa hidup adalah pengorbanan. Dia yang menderita bagi kita tetapi kita berani menderita bagi sesama. Dia mengurbankan diri-Nya secara total, tetapi kita masih hitung-hitungan ketika mau berkorban untuk sesama. Kita memiliki seorang ibu yang dibanggakan yakni Bunda Maria tetapi tidak memiliki keberanian untuk menyerupainya. Kita takut bersaksi tentang iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.

Apa yang kiranya menjadi kekuatan bagi kita untuk mengikuti jejak Kristus? Kita butuh Sabda Tuhan. Sabda yang menjadi pelita bagi langkah kaki kita supaya layak mengikuti jejak Yesus Kristus. Sabda adalah Yesus sendiri, tidak ada yang lain. Kita butuh Dia untuk selalu hadiri dan menguatkan kita. Kita butuh Bunda Maria yang setia dan berani mengikuti jejak Puteranya Yesus Kristus. Dia seorang wanita suci yang berani menderita bersama Yesus Puteranya demi keselamatan manusia. Bunda Maria berani, kita juga harus berani mengikuti jejak Kristus, Putera Maria.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply