Bunda Maria bersatu dalam penderitaan Yesus
Peristiwa hidup Yesus tidak terlepas dari kehadiran Bunda Maria. Ketika Yesus berkeliling dengan keluar masuk kampung dan kota untuk mewartakan Injil, Maria selalu hadir. Ia ditemani beberapa wanita yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat, Maria Magdalena yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Mereka melayani rombongan dengan kekayaan mereka (Luk 8: 2-3). Bunda Maria berjalan bersama Yesus Putranya, merasakan suka dan duka bersama-Nya. Kehadiran Bunda Maria dan para wanita ini membuat komuinitas para rasul juga semakin indah. Pelayanan-pelayanan Injil semakin menjangkaui semua umat.
Sambil berkeliling dan berbuat baik, Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit pada hari yang ketiga.” (Luk 9:22). Lukas menambahkan: “Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.” (Luk 9:51). Yesus berjalan menuju ke Yerusalem untuk mewujudkan kasih-Nya sampai tuntas. Rombongan Yesus ke Yerusalem ini terdiri atas para rasul, Bunda Maria dan para wanita yang setia melayani rombongan ini. Rombongan ini merasakan penolakan di desa-desa orang Samaria tetapi mereka tetap berani hingga masuk ke Yerusalem.
Dalam malam perjamuan terakhir, Tuhan Yesus melayani para rasul-Nya. Ia mengajarkan banyak hal terutama tentang perintah kasih. Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan menginsafkan dunia. Roh Kudus yang keluar dari Bapa melalui Yesus Putra tunggal-Nya, mengajar dan mengingatkan manusia tentang segala sesatu yang sudah dilakukan oleh Yesus Kristus. Yesus juga mengingatkan mereka supaya patuh kepada Roh Kudus. Roh yang akan membimbing dan menghidupkan Gereja.
Bunda Maria hadir dalam momen-momen kehidupan Yesus bukan hanya di saat suka tetapi juga di saat dukanya. Setelah perjamuan malam terakhir, Yesus pergi berdoa di taman Getsemani, ditemani para rasul inti. Bunda Maria baru mengetahui bahwa Yesus ditangkap dan diadili pada hari berikutnya. Ia berjalan menyusuri jalan-jalan di Yerusalem, mendampingi Putranya dalam jalan salib-Nya. Bunda Maria berjumpa dengan Yesus, menyaksikan Yesus jatuh ditindih salib sebanyak tiga kali. Maria mengingat masa kecil Yesus, pernah jatuh di atas tanah. Semua ini sangat menyedihkan tetapi Maria menyimpan semuanya di dalam hatinya.
Ketika tiba di bukit golgota, Maria memiliki kesempatan untuk berdiri di bawa kaki salib. Ini merupakan kesempatan yang istimewa di mana Yesus menyerahkan Bunda Maria kepada Yohanes sebagai wakil Gereja dan Yohanes mewakili Gereja menerima Maria di dalam hidup-Nya. Maria menyaksikan dari dekat salib berat yang dipikul Yesus, pukulan keras ditubuh, darah yang mengalir, lambungnya ditikam, jenasah-Nya diturunkan, dipangku sendiri oleh Maria. Dia juga yang melihat penguburan Putranya.
Bunda Maria adalah saksi mata yang luar biasa. Ia melihat dari dekat penderitaan Yesus Putranya. Ia percaya bahwa Tuhan Bapa di dalam surga tidak akan membiarkan Putra-Nya hancur di dalam kubur. Ia percaya akan kebangkitan badan. Ia percaya bahwa Yesus Putranya bangkit dengan mulia. Dan benar, Yesus sungguh-sungguh bagkit. Kini Bunda Maria berjalan bersama Gereja. Ia juga menyaksikan Gereja jatuh dan bangun. Ia juga menderita bersama Gereja dan dia selalu penjadi pendoa bagi Gereja. Dengan doa-doanya, Gereja berjalan sesuai kehendak Tuhan.
PJSDB