Hai ibu, betapa besar imanmu!
Umat Israel keluar dari tanah Mesir, mengembara di padang gurun supaya menghuni tanah orang kafir yaitu tanah Kanaan yang kaya dengan susu dan madunya. Kalau kita bandingkan umat Israel dan orang Kanaan, ada sesuatu yang membedakannya: Bangsa Israel adalah umat kesayangan Allah yang selalu diampuni meskipun berkali-kali suka menggerutu melawan Tuhan (Bil 13:28 dst). Orang Kanaan itu sama dengan “anjing-anjing”, hina di mata manusia, bahkan mereka dianggap tidak akan memperoleh keselamatan (Mat 15:26). Yesus datang dan membaharui segala sesuatu. Misalnya, wanita Kanaan yang bukan keturunan Israel dipuji oleh Yesus karena imannya besar (Mat 15:28), sedangkan orang Israel sendiri harus menderita karena tidak mengimani Allah (Bil 14:32). Yesus sendiri mengakui tidak menemukan seorang pun di Israel yang imannya besar (Mat 8:10; Mrk 6:6).
Tantangan bagi kita masa kini: Kita bangga sebagai pengikut Yesus Kristus, dan itu adalah hal yang bagus. Tuhan Yesus menghendaki agar kita tidak hanya sekedar menjadi pengikut-pengikut-Nya. Kita tidak hanya sekedar dibaptis saja. Kita harus mampu melakukan pekerjaan Tuhan yaitu percaya kepada-Nya. Apakah kita sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Bisa saja orang bukan Kristen lebih percaya kepada Yesus dari pada kita yang dibaptis. Nah, hidup kita harus selaras dengan iman kepada Kristus.
Saya ingat sebuah kisah tentang Mahatma Gandhi. Pada suatu hari Mahatma Gandhi ditanya oleh seorang wartawan beragama Protestan, perihal ajarannya mirip ajaran Yesus. Lalu mengapa ia tidak menjadi orang Kristen saja? Gandhi mengatakan bahwa Ia memang menghormati Yesus Kristus tetapi tidak akan mengikuti-Nya. Mengapa? Ia memiliki pengalaman keras ketika diusir dari Gereja oleh orang Kristen berkulit putih di Afrika selatan. Sejak saat itu ia tetap menjadi seorang Hindu yang baik yang mengenal ajaran-ajara kristiani tetapi tidak pernah berniat untuk dibaptis. Ada orang mengakui diri Kristen tetapi hidupnya bukanlah Kristen. Bagaimana dengan anda saat ini?
PJSDB