Jangan hanya bisa kritik bro!
Ada orang tertentu yang memiliki kebiasaan berdiri dari jauh sambil mengawasi perilaku sesama dan memberi kritikan tajam. Kadang-kadang kritikan-kritikan itu memiliki dasar dan masuk akal, tetapi terkadang kritikan itu tidak berdasar dan hanya merupakan ungkapan rasa malu terhadap diri sendiri. Sebenarnya orang itu inferioritasnya tinggi tetapi ia mau mengabaikannya dan berlaku seolah-olah superior dan tanpa beban. Kita bisa membaca di media cetak dan on line atau acara debat dan talk show di Televisi. Orang yang berbicara itu pendidikannya tinggi tetapi perilakunya, tutur katanya seperti orang tertentu yang kurang berpendidikan.
Pada hari ini kita berjumpa dengan sebuah realitas. Tuhan Yesus mampir di rumah Marta dan dijamu oleh Martha, sang pemilik rumah. Marta memiliki saudara bernama Lazarus yang dibangkitkan Yesus dan adiknya bernama Maria. Dia yang oleh Tuhan Yesus, telah memilih yang terbaik yakni duduk dengan tenang sambil mendengar setiap perkataan Yesus.
Kali ini Maria membuat ulah. Ketika melihat Yesus sedang duduk, ia mengambil setengah kati minyak narwastu murni lalu meminyaki kaki Yesus sambil menyekanya dengan rambutnya. Bau minyaknya semerbak di seluruh rumah. (Yoh 12:3). Maria mengungkapkan kasih dan hormatnya kepada Yesus sang tamu di dalam rumah mereka. Yesus menerima semua ini sebagai bagian dari kultur dan persahabatan. Yesus merasakan kasih Maria sehingga Ia mengatakan bahwa Maria mendahului pengurupan tubuh-Nya saat setelah jenasah-Nya diturunkan dari Salib.
Reaksi negatif datang dari Yudas Iskariot. Ia mengaggap Maria menghamburkan minyak narwastu murni yang harganya sama dengan gaji seorang pekerja selama satu tahun. Bagi Yudas, sebaiknya uang yang ada peruntukan bagi kaum miskin. Banyak kali kita seperti Yudas Iskariot yang hanya mengeluarkan kritikan bagi orang yang berbuat baik seperti Maria. Renungkalah dan berubalah!
PJSDB