Berdoalah untuk Pater Tom Uzhunnalil, SDB
Kita semua mengetahui peristiwa berdarah di Yemen pada tanggal 4 Maret 2016 yang lalu, di mana ada empat orang suster dibunuh oleh para teroris bersama empat belas orang lainnya. Pada waktu itu suster Sally sebagai pimpinan komunitas berhasil lolos dari maut, sementara Pater Tom Uzhunnalil, SDB sedang berdoa di dalam kapel biara para suster. Dia ditangkap oleh para teroris dan hingga kini belum ada berita lebih lanjut tentang keberadaan konfrater kami ini.
Pater Angel, SDB, selaku Superior Jenderal Salesian Don Bosco (SDB) beberapa hari yang lalu mengatakan bahwa hingga saat ini Kongregasi Salesian belum mengetahui keberadaan pater Tom. Untuk itu ia menghimbau kami para Salesian, seluruh keluarga besar Salesian Don Bosco di seluruh dunia dan para umat sekalian untuk berdoa bagi para martir di Yemen, khususnya konfrater kami Pater Tom yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. Hal konkret yang akan kami lakukan adalah mengadakan adorasi Ekaristi bersama umat pada hari Kamis Putih setelah misa ‘In Coena Domini”. Jadi berita resmi dari pihak kongregasi kami adalah belum diketahui keberadaan Pater Tom. Pihak Kongregasi juga terus berkomunikasi dengan pihak keluarga besar Pater Tom. Keluarganya di India dan Amerika Serikat juga tetap berdoa dan berharap supaya beliau bisa kembali dengan selamat.
Siapakah Pater Tom Uzhunnalil?
Pater Tom Uzhunnalil, SDB berasal dari Kerala, India. Ia dikenal sebagai pastor yang berani mati karena tidak rela meninggalkan pelayanan kasihnya di Yemen, meskipun selalu mendapat ancaman dari para teroris.
Pada hari Jumat, 4 Maret 2016 silam, setelah merayakan ekaristi harian, yakni sekitar pukul 8:30 pagi waktu Yemen, sekelompok orang bersenjata memasuki kompleks perawatan manula (manusia lanjut usia alias jompo). Mereka pertama-tama menangkap Pater Tom dan menguncinya di dalam kapel. Para teroris lalu dengan leluasa memasuki tempat perawatan para manula dan menembak secara membabi buta. Para korbannya ada 16 orang, termasuk di dalamnya empat suster dari kongregasi Cinta Kasih, Beata Theresia dari Kalkuta. Setelah puas membunuh enam belas martir ini, mereka kembali ke kapel, memborgol tangan Pater Tom dan membawanya pergi dengan mobil ke tempat tawanan yang hingga saat ini tidak diketahui persis. Kapel tempat Pater Tom merayakan Ekaristi juga dihancurkan para teroris.
Kejadian ini bukanlah merupakan yang pertama kali dan menimbulkan krisis dalam keluarga Uzhunnalil. Paman pater Tom bernama Pater Mathew Uzhunnalil juga bekerja sebagai misionaris di Yemen dan mengalami banyak perlakuan kasar dari kaum radikalis setempat. Diberitakan bahwa Vatikan banyak membantu membebaskan Pater Mathew. Ia sudah meninggal dunia pada tahun yang lalu.
Pater Tom sendiri menjadi misionaris di Yemen sejak empat tahun silam. Ia melakukan pelayanan kasih di Yemen. Namun belakangan ini dengan hadirnya para ekstrimis ISIS meimbulkan kesulitan besar baginya untuk melanjutkan pelayanan kasihnya. Ia tetap diawasi bahkan ketika sedang merayakan Ekaristi juga diawasi oleh kaum ekstrimis. Pada bulan September 2015 silam, gereja tempat Pater Tom merayakan misa juga ditembaki oleh kaum bersenjata. Sejak saat itu, pastor berusia 56 tahun itu tinggal di tempat perawatan para manula yang dikelola oleh para suster Cinta Kasih. Ia mengalami banyak kekerasan dan pada hari Jumat 4 Maret, beliau benar-benar menjadi target bagi para ekstrimis.
Pater Tom mengalami perlakuan seperti itu, namun ia sendiri tidak pernah berencana untuk kembali ke Kerala. Ia tetap mau meneruskan pelayanan kasihnya di Yemen karena itulah panggilan dan pelayanannya sebagai Pastor Salesian. Ia seorang pemberani dan tidak akan tunduk begitu saja kepada para teroris.
Berbagai usaha dilakukan untuk membebaskan Pater Tom. Keluarganya terus menerus menjalin kerjasama dengan pemerintah India dan duta besar. Namun keluarganya juga berpasrah karena pemerintahan di Yemen yang hingga saat ini belum menentu. Ini juga yang menimbulkan kesulitan bagi pemerintah India dalam usaha untuk mengetahui keberadaan Pater Tom. Kontak terakhir Pater Tom dengan keluarganya adalah pada hari kamis tanggal 3 Maret yang lalu.
Hanya berita bohong
Sejak kemarin beredar berita yang aneh di media sosial bahwa Pater Tom akan disalibkan pada hari Jumat Agung ini. Berita ini bermula dari berita yang tidak jelas di akun Facebook dari para suster Fransiskan Siessen yang bermarkas di Afrika Utara. Berita itu menyebar begitu cepat dan banyak orang katolik begitu muda percaya dan marah. Mungkin banyak yang sudah berdosa dalam hati karena mencaci maki atau berpikiran jahat terhadap para teroris dan lupa mendoakan Pater Tom.
Pater Mathew Valarkot, selaku juru bicara para konfrater Salesian di Provinsi SDB Bangalore, India mengakui bahwa pihaknya juga tidak memiliki berita yang jelas. Pihak tarekat sendiri tidak memiliki informasi. Hingga saat ini, belum ada seorang pun yang mengklaim diri bertanggung jawab atas penculikan ini. Pater Valarkot mengatakan bahwa ini hanya rumor saja. Pihak Salesian sendiri bekerja sama dengan pemerintah India sedang berusaha menemukan Pater Tom. India sendiri memiliki pengalaman, ketika para jihad dari Afganistan menangkap dan menawan seorang pater Yesuit selama sembilan bulan.
Di media sosial Indonesia beredar berita ini dan memohon supaya semua orang mendoakan tiga kali Salam Maria, Aku Percaya untuk pertobatan orang-orang yang bergelimang darah orang Kristen dan tiga kali Salam Maria untuk Pater Tom. Tentu saja berdoa itu hal yang baik, tetapi menambah hal-hal tertentu yang tidak benar bisa menimbulkan kebencian kepada sesama manusia. Kita berada di Pekan Suci maka godaan untuk melawan cinta kasih semakin besar. Baiklah kalau kita mawas diri terhadap berita-berita bohong yang dapat menimbulkan kebencian.
Dengan demikian, saudari dan saudara janganlah cepat percaya dengan berita-berita aneh dan tidak bertanggung jawab tentang Pater Tom. Kita berada di Pekan Suci, maka mari kita mendoakannya dan bersama seluruh keluarga besar Salesian di seluruh dunia serta keluarga besar Pater Tom mendoakannya pada tuguran sakramen Mahakudus, hari Kamis Putih ini. Semoga Tuhan memberikan kehidupan kekal kepada para martir di Yemen dan secepat mungkin kita mendapat berita tentang kondisi Pater Tom.
P. John Laba, SDB