Hari Senin, Pekan Biasa VII
Yak 3:13-18
Mzm 19:8.9.10.15
Mrk 9: 14-29
Pertolongan Tuhan selalu tepat waktu
Ada seorang pemuda yang mengaku pernah meragukan keberadaan Tuhan. Ketika itu ia merasa bahwa sia-sia saja ia pergi ke gereja untuk berdoa, mengikuti kegiatan orang muda dan mengikuti pelayanan belas kasih bersama dalam sebuah persekutuan. Ia merasa bahwa apa yang diharapkannya dalam hidup dan yang selalu dimintanya dari Tuhan belum dikabulkan. Itu sebabnya ia merasa iri hati terhadap sesama yang kelihatan berlebihan. Ia juga marah kepada Tuhan karena marasa bahwa Tuhan tidak bersikap adil terhadapnya. Tuhan seperti sedang melupakannya, padahal ia memohon tanpa henti kepada-Nya. Semua pikirannya ini sempat menguasai seluruh hidupnya.
Pada suatu hari ia mengikuti perayaan Ekaristi harian. Romo yang memimpin perayaan Ekaristi itu memberi sebuah homili yang sederhana tetapi memiliki kekuatan untuk mengubah seluruh hidupnya. Ia berkata: “Saudari dan saudara terkasih. Saya yakin bahwa di antara kita ada yang sedang marah dengan Tuhan karena permintaannya belum dikabulkan. Itu adalah hal yang wajar. Namun anda harus ingat bahwa Tuhan kita tidak pernah tidur lelap. Ia selalu siap untuk memberikan pertolongan kepada manusia, dan pertolongan Tuhan selalu datang tepat pada waktunya. Hanya saja anda selalu lupa bahwa Tuhan sedang datang untuk menolongmu.” Pemuda ini merasa seperti sedang dibaharui oleh Tuhan melalui Romo, sebab apa yang sedang dia alami sungguh terjadi. Ia merasa imannya belum cukup untuk menyadari kasih, kebaikan dan pertolongan dari Tuhan. Ia juga percaya bahwa doa selalu memgubah segala sesuatu di dalam hidupnya.
Tuhan Yesus barusan menampakkan kemuliaan-Nya di gunung yang tinggi. Setelah peristiwa transfigurasi ini, Ia turun bersama ketiga murid intinya yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mereka hendak bergabung kembali dengan para murid yang lainnya. Ketika itu para murid sedang dikerumuni oleh banyak orang, terlihat juga para ahli Taurat yang sedang bersoal jawab dengan mereka. Maka kedatangan Yesus di tengah-tengah mereka sangat mengagetkan. Mereka pun menerima Yesus dan menyampaikan pengalaman hidup mereka kepada Yesus.
Apakah pengalaman hidup yang dimaksudkan? Ada seorang Bapa yang percaya bahawa Yesus dapat menolongnya tepat pada waktunya. Ia menceritakan kepada Yesus bahwa anaknya sedang dikuasai roh jahat hingga membisukannya. Setiap kali roh jahat menyerangnya, pasti akan membantingnya ke tanah, mulutnya berbusa sambil mengertakan giginya dan tubuhnya juga mengalami kejang-kejang. Bapa itu sudah meminta bantuan para murid Yesus, tetapi tidak seorang pun di antara mereka yang dapat menyembuhkannya. Ini merupakan kesempatan di mana Yesus menyadarkan mereka bahwa iman mereka kepada-Nya masih kecil.
Anak itu sejak kecil sudah mengalami kerasukan roh jahat. Roh jahat itu benar-benar jahat karena membantingnya ke tanah, menyeretnya ke dalam api dan air supaya ia binasa tetapi belum sempat. Maka kehadiran Yesus dirasakan sebagai saat keselamatan bagi anak itu. Orang tuanya menujukkan iman dan kepercayaannya kepada Yesus. Ia berkata: “Aku percaya, Tolonglah Aku yang tidak percaya ini!” (Mrk 9:24). Tuhan Yesus mengusir roh jahat dari anak yang bisu itu. Seketika itu juga anak itu menjadi sembuh. Peristiwa ini membuka mata para murid Yesus. Mereka mendapat nasihat istimewa dari Yesus yakni bahwa pertolongan-Nya selalu datang tepat pada waktunya dan bahwa doa itu mengubah segala sesuatu.
Banyak di antara kita juga menjadi bisu karena dikuasai oleh roh jahat. Roh yang mengikat hati kita sehingga kita lebih komunikatif dengan harta kekayaan dan lupa bahwa yang terpenting adalah membangun komunikasi yang baik dengan sesama manusia. Hati orang tua sudah terikat dengan gadget dan pribadi-pribadi tertentu sehingga tidak dapat membangun komunikasi dengan orang lain. Anak-anak juga demikian, mereka kehilangann komunikasi verbal dengan orang tua dan hanya bias dengan komunikasi non verbal. Roh jahat masih menguasai banyak orang. Kita membutuhkan Tuhan untuk bias mengubah seluruh hidup kita.
Apa yang harus kita lakukan di dalam hidup ini? Santo Yakobus memberikan kepada kita rumusan-rumusan tertentu supaya dapat menyadari kasih dan kebaikan Tuhan dan setia mengimani-Nya. Pertama-tama Yakobus mengingatkan kita untuk menjadi orang yang bijak dan berbudi. Hal ini dapat dilakukan dengan berbuat baik dan bersikap lemah lembut. Kedua, kita berusaha untuk menjauhkan diri dari iri hati, sikap ingat diri (egois). Kalau masih memiliki sikap seperti ini maka janganlah memegahkan diri dan berdusta melawan kebenaran. Iri hati dan egoism adalah sumber kekacauan dan segala perbuatan jahat. Ketiga, kita berjuang untuk memiliki hikmat yang dari atas yakni murni, pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, tidak memihak dan tidak munafik. Semua kiat yang disampaikan Yakobus ini memiliki daya yang luar biasa untuk mengubah hidup kita supaya menjadi pengikut Kristus yang beriman, dan percaya bahwa pertolongan Tuhan selalu datang tepat pada waktunya.
Pada hari ini pikiran kita dibuka untuk mencinta doa. Doa haruslah menjadi kebutuhan hidup kita. Tanpa doa kita seperti tubuh tanpa jiwa. Doa yang baik dan tulus memiliki daya untuk mengubah hidup kita dari dalam. Apakah anda berdoa?
PJSDB