Kerahiman Allah itu sungguh nyata!
Nama Elia berarti Yahwe adalah Allah. Dialah nabi dalam Kitab Perjanjian Lama yang disuruh oleh Tuhan untuk meninggalkan Tisbe dan berjalan ke arah Timur dan bersembunyi di tepi sungai Kerit, sebelah Timur Sungai Yordan. Ia dapat meminum air dari sungai itu dan mendapat makanan yang diberikan Tuhan melalui burung-burung gagak berupa roti dan daging. Pada waktu itu di Israel sedang terjadi kemarau panjang yakni tiga tahun dan enam bulan. Elia kemudian diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Sarfat, daerah Sidon, sebuah daerah di luar Israel. Daerah itu juga sedang mengalami bencana kelaparan yang sama. Tuhan menunjukkan kerahiman-Nya kepada Elia dengan menyiapkan seorang janda yang akan memberi makan kepadanya.
Perjumpaan janda dan Elia terjadi di sekitar pintu gerbang kota Sarfat. Sang janda tanpa nama ini memiliki seorang putra, sedang mengumpulkan kayu api. Elia meminta air minum dan janda itu melayaninya. Ia juga meminta roti tetapi janda itu mengatakan bahwa dia hanya memiliki segenggam tepung tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Ia pun sedang mengambil kayu api, mengolah tepung menjadi roti, menyantapnya dan setelah itu mereka akan mati karena kehabisan makanan.
Elia memberanikannya untuk tidak takut menyiapkan roti, mula-mula sepotong roti bundar kecil bagi Elia, lalu membuat roti lagi baginya dan anaknya. Janda itu melakukan perintah Elia dan mukjizat pun terjadi. Tepung dan minyak di dalam buli-buli itu tidak habis selama masa kelaparan. Elia bersama janda dan anaknya bisa bertahan hidup.
Kisah ini menarik perhatian kita karena berbicara tentang kerahiman Allah. Tuhan Allah tidak akan membiarkan Elia utusan-Nya dan orang-orang yang percaya kepada-Nya lenyap. Ia justru memelihara dan menjaga mereka. Hal yang sama juga terjadi pada kita karena Allah mengasihi kita apa adanya. Marilah kita membuka diri untuk merasakan kerahiman Allah dan membaginya kepada sesama. Kerahiman Allah itu sungguh nyata!
PJSDB