Berani memilih!
Kita tidak dapat menutup mata terhadap realitas hidup kita masing-masing. Kita juga tidak dapat melepaskan diri begitu saja dari berbagai macam pilihan di dalam hidup ini. Kita harus berani memilih apa pun bentuknya dan berapa besar resiko dari pilihan itu bagi kehidupan kita. Ada seorang sahabat mengatakan kepadaku: “Tidak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya.” Saya setuju dengan perkataan ini karena saya percaya bahwa Tuhan pasti memampukan kehidupan setiap orang. Seorang sahabat lain mengatakan: “Hidup ini penuh dengan pilihan, apa pun yang membuat kita bersedih maka tinggalkanlah, dan segala sesuatu yang membuatmu bahagia, jangan pernah dilepaskan”.
Kita berjumpa dengan figur nabi Elia. Ia mengakui dirinya sebagai satu-satunya nabi Allah di Israel. Ia bergumul dengan dirinya sendiri, dengan sesama dan Tuhan ketika berada di gunung Karmel. Kala itu raja Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan para nabi ke gunung Karmel. Elia merasa aneh dengan orang-orang saat itu karena mereka tidak setia kepada Tuhan. Ia mendekati mereka dan berkata: “Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, kalau Baal, ikutilah dia.” (1Raj 18: 21).
Mari kita memeriksa batin untuk merasakan kerahiman Allah. Apakah kita masih setia kepada Tuhan? Apakah kita berlaku timpang dan bercabang hati? Kita harus berani untuk memilih kebaikan dan jangan membiarkan diri dikuasai oleh kejahatan. Kita harus mantap mengakui bahwa Tuhan itu adalah Allah (1Raj 18:39). Pengakuan iman semacam ini dapat terjadi ketika orang merasakan kerahiman Allah. Ini adalah pilihan dalam hidup kita masing-masing untuk lebih dekat dengan Tuhan.
PJSDB