Bunda Maria selalu nomor satu
Ada seorang guru, merasa kagum dengan salah seorang siswa barunya di kelas. Ia merasa bahwa siswanya ini cerdas menjawabi pertanyaannya: “Siapakah yang paling berpengaruh di dalam hidupmu?” Ia menjawab, “Orang yang berpengaruh terhadap kehidupan saya adalah mami dan papi”. Guru bertanya lagi. Jawaban siswa tetap sama yakni mami dan papinya. Guru ini menyadari bahwa orang tua selalu menjadi orang nomor satu yang mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Banyak kali ada orang tua yang masuk generasi pelupa sehingga tidak menggunakan waktu kehidupan mereka untuk mendidik anaknya.
Penginjil Matius menceritakan kunjungan Bunda Maria dan para saudara Yesus. Mereka tidak dapat mendekati Yesus karena banyaknya orang yang mengerumuni-Nya. Mereka mendengar Yesus, dan menyaksikan karya-karya-Nya. Ada seorang murid menyampaikan Yesus tentang kunjungan ibu dan para saudara-Nya. Ia memandang mereka dan berkata: “Siapakah ibu-Ku? Dan siapakah saudara-saudara-Ku?” Ia menunjuk para murid dan berkata: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.” (Mat 12:48-50).
Perkataan Yesus bukan berarti Ia tidak menghargai ibu-Nya Maria. Ia justru menempatkan dan menegaskan ibu-Nya sebagai orang nomor satu yang mendengar dan melakukan kehendak Bapa di Surga. Kita mengingat pengakuan Bunda Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Maria layak menjadi ibu Yesus, bukan karena Ia mengandung dan melahirkan serta membesarkan Yesus, ia juga melakukan kehendak Bapa di Surga.
Kita dipanggil Tuhan Yesus untuk menyerupai Bunda Maria, yang mendengar Sabda dan melakukan kehendak Tuhan setiap hari.
PJSDB