Apakah anda juga masih peduli?
Ada seorang sahabat yang memiliki kebiasaan untuk mengunjungi keluarga para sahabat dan kenalannya. Pada mulanya orang menganggap kebiasaan mengunjungi keluarga ini hanya membuang-buang waktu saja. Namun lama kelamaan para sahabatnya sadar bahwa apa yang dilakukannya itu bukan untuk membuang waktu, membuang uang dan mencari popularitas. Semua kunjungannya itu merupakan tanda kepeduliaannya sebagai sahabat bagi keluarga-keluarga. Sebab dalam kunjungan kekeluargaan itu ia semakin mengenal dan mengasihi keluarga sahabat-sahabatnya. Ia mengenal mereka sebagai orang-orang sederhana yang membutuhkan pertolongan dan peneguhan tertentu di dalam hidup mereka. Kunjungan keluarga baginya merupakan kesempatan untuk menunjukkan rasa kepeduliannya bagi mereka. Ia memiliki data-data sekunder dan primer yang menyadarkannya untuk melayani sesama lebih baik lagi.
Kita mendengar kisah Yesus dalam Injil Lukas. Ia menunjukkan kepeduliaan-Nya terhadap seorang janda yang barusan kehilangan anaknya yang tunggal. Ia tahu bahwa anak laki-laki adalah satu-satunya harapan hidup bagi janda itu. Maka ketika melihatnya sedih, Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan dan berkata kepadanya “Jangan menangis” (Luk 7:13). Yesus membangkitkan anak muda yang meninggal itu dan menyerahkannya kepada ibunya yang sedang berduka (Luk 7:15). Sikap Yesus ini menunjukkan kepedulian Allah bagi manusia dalam semua situasi. Ia tidak membiarkan manusia larut dalam derita. Allah peduli dengan kita juga.
Apakah anda masih peduli dengan sesamamu yang menderita? Apakah anda masih bersikap empati dengan mereka yang kehilangan harapan hidupnya? Apakah anda hanya tertawa di atas penderitaan mereka?
Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita jawab sendiri-sendiri di hadapan Tuhan dan sesama. Tunjukanlah jati dirimu sebagai pengikut Kristus yang selalu peduli.
PJSDB