Berdoa berarti…
Permenungan saya tentang doa. Katekismus Gereja Katolik (KGK) mengajar makna doa bagi kita. Doa berarti mengarahkan hati dan pikiran kepada Allah. Ketika berdoa, kita masuk dalam sebuah hubungan yang hidup dengan Allah (KGK, 2558-2565).
Para Bapa Gereja mengajar tentang tingkat-tingkat doa manusia. Tingkat yang paling dasar, orang masih berdoa kepada Tuhan. Tuhan seolah berada di tempat yang jauh, sehingga kalau mau berdoa, harus berdoa kepada-Nya. Doa pada tingkat dasar belum menggambarkan doa seorang yang benar-benar beriman Kristen. Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah sudah menjadi manusia dan tinggal bersama kita. Allah begitu dekat dengan kita. Makanya kita harus beralih dari berdoa kepada Tuhan menjadi berdoa bersama Tuhan. Para murid Yesus pernah mengalaminya. Mereka melihat Yesus berdoa maka mereka meminta Yesus untuk mengajar mereka berdoa. Yesus berkata: “Apabila kamu berdoa, katakanlah…” (Luk 11:2). Yesus berdoa bersama mereka. Pada saat orang bisa mengalami berdoa bersama Yesus maka dia perlahan namun pasti akan masuk ke tingkat yang lebih tinggi yaitu berdoa adalah mengasihi. Mengapa demikian? Karena Allah adalah Kasih! (1Yoh 4:8.16).
Berdasar pada tingkatan doa semacam ini maka tidak ada tempat bagi kita untuk berdoa sambil berpikiran dan berprasangka buruk terhadap orang lain. Kaum Farisi melakukannya sebagai tanda kesombongan dirinya di hadapan Tuhan dan sesama. Kita belajar dari pemungut cukai yang sadar diri dan berani berkata: “Tuhan kasihanilah aku orang berdosa”.
Charles de Foucauld (1858-1916) berkata: “Berdoa berarti berpikir dengan penuh kasih mengenai Yesus. Doa merupakan perhatian dari roh yang memusatkan diri ada Yesus. Semakin engkau mengasihi Yesus, semakin baik pula engkau berdoa”.
Refleksi: Di manakah posisi anda sekarang: apakah anda masih berdoa kepada atau berdoa bersama atau berdoa adalah mengasihi?
PJSDB