Hari Kamis, Pekan Bisa ke-XXXIV
Why 18:1-2.21-23.;19:1-3.9a
Mzm 100:2-5
Luk 21: 20-28
Semua mata tertuju kepada Yesus
Pada pagi hari ini, saya mendapat sebuah pesan singkat dari seorang sahabat. Ia mengutip ayat-ayat Kitab Suci yang sangat inspiratif bagi saya hari ini yakni: “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk sisebelah kanan takhta Allah” (Ibr 12:1-2).
Saya mengatakan bahwa kedua ayat ini sangat inspiratif bagi saya sebab saya sendiri mengalami sedang bertumbuh dalam iman. Bertumbuh dalam iman berarti kita memiliki mata yang selalu tertuju kepada Yesus. Mengapa mata kita tertuju kepada Yesus? Sebab Yesus adalah teladan iman dan kepercayaan kita kepada Allah. Kita mengarahkan mata kepada Yesus berarti berusaha untuk menyerahkan seluruh diri kepada kehendak-Nya. Kita berusaha untuk mengatasi segala pencobaan dan penderitaan yang lewat dalam hidup kita. Kita semua menunjukkan ketabahan dalam kesetiaan kepada Bapa sebagaimana ditunjukkan oleh Yesus sendiri. Yesus Kristus adalah sumber kasih karunia, kemurahan dan pertolongan. Hanya dalam nama-Nya ada keselamatan.
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini mengingatkan kita untuk memiliki daya tahan yang tangguh, kuat terhadap berbagai kesulitan dalam hidup sebagai orang beriman. Sejarahwan klasik bernama Iosephus Falavius mengatakan bahwa pada tahun 70, kota Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan oleh orang-orang Romawi. Sekitar sejuta orang tewas dalam peristiwa berdarah ini. Orang-orang pada masa itu berpikir bahwa akhir zaman itu dimulai dengan hancurnya kota damai yakni Yerusalem. Peristiwa hancurnya kota Yerusalem sudah dinubuatkan oleh Yesus sebelumnya (Luk 19:44).
Tuhan Yesus kembali mengingatkan para murid-Nya bahwa pada suatu ketika kota Yerusalem akan dikepung oleh para tentara. Ini berarti sudah Yerusalem sudah berada di ambang kehancuran. Apa yang harus dilakukan orang-orang saat itu? Bagi orang-orang Yudea disarankan untuk mengungsi ke pegunungan. Orang-orang di dalam kota mengungsi. Orang-orang di pedusunan dilarang masuk ke dalam kota. Ini benar-benar masa pembalasan yang sulit. Yerusalem benar-benar hancur.
Tuhan Yesus juga mengingatkan manusia untuk selalu waspada dalam bebagai situasi hidupnya. Pertama-tama bagi ibu-ibu hamil atau yang sedang menyusui bayinya. Mereka akan mengalami kesulitan besar. Ada kesesakan besar yang akan menimpa seluruh negeri, murka pun akan menimpa bangsa Israel. Banyak orang akan tewas oleh mata pedang dan diangkut sebagai tawanan bangsa lain. Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah akan menguasai Yerusalem dan menajiskannya. Perkataan Yesus ini sungguh digenapi pada saat Yerusalem dihancurkan.
Ada juga tanda-tanda akhir zaman lain yang dapat diamati. Matahari, bulan dan bintang akan menunjukkan tanda-tanda tertentu. Deru dan gelora laut akan menakutkan banyak orang di bumi ini. Kuasa-kuasa akan bergoncangan sehingga menakutkan dan mematikan. Dalam suasana chaos seperti ini maka Anak Manusia akan datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Yesus menasihata para murid-Nya bahwa apabila semuanya ini mulai terjadi maka mereka harus bangkit dan mengarahkan padangannya hanya kepada Yesus. Masa penyelamatan segera tiba maka perlu berwaspada.
Yohanes dalam bacaan pertama memberikan penglihatannya tentang kerobohan Babel dengan segala kegemerlapannya. Kota ini hancur karena telah menjadi kota kediaman roh-roh jahat, tempat persembunyian roh-roh najis dan segala burung najis yang dibenci. Cahaya lampu takan bersinar lagi, suara pengantin pria takan kedengaran lagi. Yohanes. Yohanes juga mendengar ada suara yang nyaring setelah Babel hancur. Suara itu mirip suara para kudus di surga. Mereka berkata: “Aleluia, keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan ada pada Allah kita, sebab besar dan adillah segala penghakiman-Nya. Sebab Dialah yang telah menghakimi pelacur besar yang merusak bumi dengan percabulannya. Dialah yang telah membalas darah hamba-hamba-Nya kepada pelacur itu” (Why 19:1-2). Keselamatan menjadi nyata. Sungguh, “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan nikah Anak Domba” (Why 19:3).
Marilah kita memandang Yesus dengan mata iman kita. Dialah yang menanggung dosa-dosa kita. Ia menyiapkan kita semua untuk panda membaca tanda-tanda zaman, terutama dalam mempersiapkan kedatangan-Nya yang kedua. Suasana menakutkan tidak harus membuat kita menjadi takut. Kita tetap percaya bahwa kita adalah pilihan-Nya. Sungguh “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan nikah Anak Domba”. Di sanalah ada kebahagiaan kekal. Ini adalah kerinduan kita semua yakni tinggal bersama Tuhan dan menikmati perjamuan-Nya selama-lamanya.
PJSDB