Hari Sabtu, Pekan Biasa I
Ibr 4: 12-16
Mzm 19:8.9.10.15
Mrk 2:13-17
Merasakan kuasa Sabda Tuhan
Seorang pemuda pernah berkata: “Sabda Tuhan benar-benar mengubah seluruh hidupku”. Ia mengatakan demikian sebagai sebuah pengakuan bahwa ia pernah mengalami masa lalu yang gelap. Konon pada waktu itu ia merasa tidak memiliki masa depan lagi karena sangat menikmati kegelapan hidupnya. Dosa dan salah yang sama sudah masuk dalam keseharian hidupnya. Pada suatu ketika ia melewati gedung gereja di sebuah paroki. Ia sempat membaca tulisan pada sebuah spanduk dari kejauhan yang berbunyi: “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mzm 23:1). Dia seolah-olah melihat cahaya yang datang untuk menerangi hidupnya. Pikirannnya tertuju kepada sosok seorang gembala sederhana yang sedang memperhatikan ternaknya. Pikirannya itu akhirnya berhenti pada sosok Tuhan sebagai gembala baik yang selalu mencari dan menyelamatkan domba-dombanya. Dan bahwa Tuhan sebagai gembalanya maka ia tidak akan mengalami kekurangan suatu apa pun. Baginya, pengalaman ini merupakan awal yang baik di mana ia melihat terang dan berniat untuk kembali kepada Tuhan.
Pengalaman pemuda ini memang sederhana tetapi sangat bermakna dalam seluruh hidupnya. Ia mengalami kegelapan namun terang datang kepadanya dalam cara yang sederhana saja. Inilah cara Tuhan memanggil dan membaharui umat-Nya. Allah Bapa sendiri mengutus Yesus Putera-Nya untuk mencari orang yang sakit untuk disembuhkan, orang berdosa untuk diselamatkan. Semua ini di lakukan Yesus dalam tindakan menyembuhkan dan kata-kata yang mempunyai kuasa untuk menyelamatkan.
Penulis surat kepada umat Ibrani menulis: “Sabda Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua di mana pun! Sabda itu menusuk amat dalam, sampai ke batas jiwa dan roh, sendi-sendi dan sum-sum! Sabda itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibr 4:12). Pengalaman pemuda dan kebanyakan orang dalam merasakan kuasa Sabda Tuhan kiranya seperti itu. Mereka mengalami kegelapan hidup namun kuasa Sabda Tuhan luar biasa. Sabda Tuhan memang kuat, tajam, menusuk sampai ke batas jiwa dan roh bahkan sendi dan sum-sum. Hanya dengan pengalaman akan Sabda seperti ini dapatlah mengubah seluruh hidup pribadi menjadi lebih baik sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tuhan mengetahui segala sesuatu. Raja Daud pernah berdoa: “Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobailah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu dan aku hidup dalam kebenaran” (Mzm 26:2-3). Di tempat lain dikatakan: “Selidiklah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal” (Mzm 139:23-24). Tuhan mengetahui seluruh hidup kita, sebab itu penulis surat kepada jemaat Ibrani mengatakan bahwa tidak ada suatu makhluk yang tersembunyi di hadapan-Nya. Segala sesuatu terbuka di hadirat-Nya.
Tuhan Yesus Kristus adalah Imam Agung kita. Dia melintasi semua langit. Kita dipanggil untuk berpegang teguh pada pengakuan iman. Dia ikut merasakan penderitaan kita. Ia juga dicobai hanya tidak berbuat dosa. Ia justru datang ke dunia bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa untuk bertobat. Keselamatan kekal adalah tugas utama Yesus di dunia ini.
Pada hari ini kita mendengar Yesus memanggil Lewi anak Alfeus yang dikenal sebagai Lewi si pemungut cukai. Ia sedang duduk di rumah cukai, tempat ia bekerja setiap hari. Yesus memanggilnya: “Ikutlah Aku” maka ia pun segera berdiri dan mengikuti Yesus Kristus. Lewi berani meninggalkan masa lalunya dan mengikuti Yesus dari dekat. Ia sempat dicemooh karena profesinya sebagai pemungut cukai, kini beralih kepada hidup baru bersama Kristus.
Lewi mengikuti Yesus dari dekat karena ia mendengar Sabda-Nya. Ia mendengar perkataan Yesus yang memanggil untuk mengikuti-Nya dari dekat. Lewi pun segera mengikuti Yesus dan masuk dalam pengalaman penderitaan bersama Yesus. Ketika Yesus duduk dan makan bersama para pemungut cukai maka golongan Farisi berpikiran negatif terhadap Yesus dan Lewi. Sebab itu Yesus dengan tegas mengatakan: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa!” (2:17).
Sabda Tuhan memiliki kekuatan yang luar biasa. Orang-orang yang hidup dalam kegelapan akan melihat terang yang datang dari Tuhan sendiri. Orang-orang berdosa akan bertobat dan kembali ke jalan Tuhan. Keselamatan pun akan turun atas mereka. Kita diharapkan untuk selalu membuka diri di hadirat Tuhan dan membiarkan Tuhan menyelamatkan kita melalui sabda dan kuasa-Nya.
PJSDB