Apakah engkau mengasihi sesamamu hari ini?
Seorang pembaca setia www.pejesdb.com menulis sebuah pesan singkat kepada saya, dalam bentuk pertanyaan: “Apakah PJ sudah mengasihi sesama hari ini?” Saya tersenyum sendiri di karena beliau sudah membaca homily harian yang saya poskan di website saya. Pertanyaan yang sama menjadi judul permenungan di akhir hari ini bagi saya dan anda.
Saya mengingat dua kutipan dari Kitab Suci yang menginspirasikan permenungan saya pada akhir hari ini. Pertama, saya terinspirasi dari tulisan St. Petrus. Ia mengatakan dalam suratnya: “Hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil untuk memperoleh berkat” (1Ptr 3:8-9).
Persaudaraan sejati ditandai dengan persekutuan dalam persaudaraan. Persaudaraan sejati itu sempurna adanya ketika orang tidak hanya bersimpati satu sama lain tetapi lebih dari itu berempati satu sama lain. Orang yang saling berempati akan seia sekata, seperasaan dan mampu mengasihi saudara-saudaranya. Orang mampu mengasihi saudara dan saudarinya seperti ia mengasihi dirinya sendiri (Im 19:18). Persaudaraan sejati dapat menghancurkan persaudaraan semu.
Kedua, saya terinspirasi dengan tulisan St. Yohanes, bunyinya: “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin ia mengasihi Allah” (1Yoh 4:20). Sebelumnya Yohanes mengatakan: “Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang” (1Yoh 2:10). Perkataan Yohanes ini mempertegas imannya dan iman kita semua bahwa Allah adalah kasih (1Yoh 4:8.16).
Kedua kutipan Kitab Suci ini membantu permenungan kita: “Apakah anda sudah mengasihi saudaramu pada hari ini?” Saudara dan saudari yang kelihatan di depan mata kita adalah mereka yang lapar, haus, telanjang, orang asing, orang sakit dan mereka yang ada di dalam penjara. Tugas kita adalah menerima mereka apa adanya dan mengasihi mereka seperti kita mengasihi diri kita sendiri.
Masa prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk mengasihi saudari dan saudara kita. Jangan pilih kasih!
PJSDB