Food For Thought: Cobalah untuk Sign Out

Cobalah untuk Sign Out!

Saya senang membaca status seorang sahabat di media sosial berbunyi: “Cobalah untuk sign out”. Saya membayangkan sahabat ini. Mungkin saja ia baru mencoba untuk Sign Out dalam hal tertentu di dalam hidupnya. Misalnya, dia mungkin mau Sign Out dari lingkungan dan aktivitas sosial, Sign Out dari kebiasaan-kebiasaan buruknya dalam hidup bersama, atau Sign Out dari media sosial itu sendiri. Sambil merenungkan kata-kata dalam status sahabat ini, saya merasa bahwa kata-kata “cobalah untuk sign out” ini juga membangkitkan kesadaran saya untuk tidak hanya berfokus pada Sign In atau Log in tetapi berusaha untuk Sign Out atau Log Out supaya lebih mampu hidup bersama orang lain dan berusaha menerima sesama apa adanya.

Kita mengenal istilah Sign Out ini dalam dunia komunikasi, terutama di era digital ini. Ketika menemukan kata Sign Out ini, pikiran kita langsung tertuju pada berbagai jenis gadget yang kita miliki secara pribadi. Ada istilah-istilah yang selalu ada bersama-sama dengan Sign Out. Misalnya, disconnect, online, log out atau sign out, upload, wireless broadband, sign in atau login dan lain sebagainya. Kata-kata ini memiliki kekuatan luar biasa yang dapat mentransformasi seluruh hidup kita menjadi lebih baik atau menjadi lebih jelek dan jahat. Pada prinsipnya, Sign Out merupakan proses kita keluar dari sebuah halaman web yang hanya dapat diakses oleh seseorang yang memiliki user id dan password.

Bagaimana prosesnya? Pada saat mengatur computer atau gadget yang kita miliki, kita tentu memulainya dengan membuat akun pribadi, misalnya akun pribadi menggunakan google.com. Kita dapat memanfaatkan email dengan menggunakan google mail. Kita juga dapat menggunakan fitur-fitur lain seperti google plus. Untuk itu pertama-tama kita harus membuat akun google yang akan sangat membantu menggunakan gadget atau komputer yang kita miliki. Setelah selesai mengatur akun google, kita akan Sign Out (keluar) atau Log Out sampai sign in di kesempatan yang berbeda.

Di sini saya tidak bermaksud untuk menjelaskan kata Sign Out secara ilmiah, tetapi hanya coba untuk merefleksian kalimat “cobalah untuk Sign Out” saja:

Cobalah Sign Out hai para ibu dan bapa supaya anda lebih fokus pada pekerjaan dan tugas yang anda emban yakni sebagai pendidik nomor satu, pertama dan terutama bagi anak-anakmu. Banyak kali para ibu dan bapa sulit untuk Sign Out dari HP dan gadget lainnya. Ibu dan bapa memiliki kecenderungan untuk tetap fokus pada gadget dan dunia mayanya dari pada dunia nyata. Akibatnya anak-anak tidak diperhatikan, pasangan hidup tidak diperhatikan, tidak ada kesempatan untuk bersosialisasi. Tidak ada cinta kasih yang nyata. Hanya ada cinta di dunia maya.

Cobalah Sign Out hai anak-anak di dalam keluarga masing-masing. Anak-anak adalah tanda kasih Allah bagi setiap keluarga. Sebab itu anak-anak harus memiliki perilaku sebagai tanda kasih Allah bagi keluarga. Banyak kali anak-anak lebih menjadi tanda kasih bagi HP dan aneka gadget yang sedang dimilikinya dari pada menjadi tanda kasih bagi orang tua dalam keluarga.

Paus Fransiskus pernah mengatakan bahwa untuk mengetahui apakah sebuah keluarga benar-benar keluarga katolik, dapatlah dilihat dalam suasana kebersamaan di meja makan. Kalau saat bersama di meja makan, orang tua lebih memilih sibuk dengan gadget dan dunia mayanya maka keluarga itu palsu. Kalau anak-anak masih sibuk dengan gadgetnya maka keluarga itu sama dengan sebuah asrama saja. Maka cobalah Sign Out supaya membangun keluarga yang kudus di hadirat Tuhan.

Cobalah Sign Out hai para pegawai swasta dan negeri yang selalu menggunakan waktu untuk bersukaria di dunia maya, tetap online saat berada di tempat kerja karena anda sedang membangun rasa ketidakadilan. Anda menuntut kenaikan gaji pada perusahaan, tetapi pada saat bekerja anda memilih Online dan lalai dalam bekerja. Anda menuntut upah yang layak tetapi anda tidak bekerja secara profesional karena masih aktif di dunia maya.

Cobalah Sign Out hai para pemimpin dan pemerintah. Banyak kali anda lebih fokus pada gadget sehingga lalai dalam melakukan tugas perutusanmu dengan baik. Betapa tidak eloknya ketika anda berjumpa dengan orang lain, anda berbicara sambil memperhatikan gadgetmu dari pada memperhatikan orang di depanmu. Bukankah anda adalah pelayan masyarakat? Beranilah melawan lupa.

Cobalah untuk Sign Out hai para calon frater, bruder dan suster. Banyak kali anda berbohong kepada pembinamu bahwa anda tidak menggunakan HP tetapi ternyata anda menggunakannya sembunyi-sembunyi. Anda tidak pernah membeli pulsa karena memiliki uang yang anda sembunyikan. Anda akan menjadi pastor, bruder dan suster yang suka menipu karena anda terbiasa menipu saat masih muda.

Cobalah untuk Sign Out hai para Romo dan para gembala umat. Karena dalilmu bahwa di dalam setiap Smartphone ada aplikasi Missale, Ibreviary dan lainnya maka kemana-mana anda membawa Smartphone dan lupa buku Brevir dan Alkitab. Bukankah anda memiliki buku-buku Misale dan Brevir itu untuk membantumu lebih fokus dalam doa dan ibadat? Mengapa tidak menggunakannya pada tempatnya, tetapi memilih Smartphone untuk Online pada saat berdoa, bermeditasi, makan bersama di komunitas, dalam pertemuan bersama di komunitasmu? Mudah sekali anda membenarkan diri di depan hal-hal yang kudus padahal ada kecendrungan bagimu untuk chating saat sedang berdoa. Hidup rohanimu akan kering maka anda bukanlah Alter Christus yang layak.

Pada zaman ini banyak orang memang masih kesulitan untuk Sign Out. Sikap lepas bebas sudah tumpul dan tidak bermakna lagi. Semua orang dari anak-anak hingga orang dewasa, dari berbagai profesi sulit untuk Sign Out. Akibatnya dunia kita semakin rapuh. Relasi antar pribadi juga makin rapuh. Hidup pribai kita sebagai makhluk sosial semakin rapuh.

Cobalah Sign Out sejenak saja…

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply