Food For Thought: Patah hati…

Kamu lagi patah hati ya?

Penerbangan Denpasar Dili dengan pesawat SJ mengalami penundaan selama lebih dari tiga jam. Mengecewakan! Saya duduk santai di ruang tunggu keberangatan sambil membaca halaman demi halaman buku berjudul “Social Intelligence”, karya Daniel Goleman, yang diterbitkan sebelas tahun yang lalu. Saya berhenti sejenak membaca buku ini karena dua pemuda di samping saya bercerita pengalaman tentang “patah hati” dengan suara yang agak keras (tanpa merasa malu), sambil tertawa dan saling menyindir. Saya menduga bahwa salah satu di antara mereka mungkin baru saja patah hati dengan gadis Bali yang cantic. Salah seorang bertanya: “Kamu lagi patah hati ya bro?” Si bro yang disapa itu hanya tertawa dengan wajah yang tidak ceriah sambil berkata: “Tentang patah hati, aku gak pernah meminta untuk diberikan hilang ingatan, aku hanya meminta untuk diberikan kekuatan.” Pemuda yang lain bertepuk tangan sambil berkata: “Bravo!” Patah hati memang beda!

Saya mengingat kembali Tere Liye. Dalam novelnya berjudul “Hujan”, ia menulis: “Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah-hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Saat orang lain bahagia menatap hujan, kamu justru nelangsa sedih melihat keluar jendela.” Wah rupa-rupanya banyak yang jatuh cinta saat hujan dan menjadi sedih karena pengalaman disakiti. Patah hati itu memang tidak enak tetapi pasti dialami oleh setiap insan.

Apakah kamu lagi patah hati ya? Pertanyaan ini membantu saya untuk berefleksi malam hari ini. Anda dan saya juga mengalami patah hati. Jangan bohong ya! Ketika kita patah hati karena merasa gagal dalam suatu tugas maka jangan berhenti di sana, berusaha untuk keluar secepat mungkin dari zona patah hati itu. Anda akan menjadi orang yang bahagia ketika berani meninggalkan zona itu. Namun perasaan lebih membahagiakan ketika anda dan saya kembali kepada Tuhan. Tuhan adalah tempat penghiburan bagi orang-orang yang patah hati. Raja Daud pernah berkata: “Tuhan itu dekat dengan orang-orang yang patah hati. Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mzm 34:19).

Wah, ternyata… Tuhan itu sungguh baik dan sangat baik. Orang-orang yang patah hati saja akan merasa terhibur karena Tuhan dekat dengan mereka. Bukan hanya itu, orang-orang yang remuk jiwa atau hancur hatinya saja masih merasakan keselamatan. Nah, kamu lagi patah hati ya? Tuhan dekat denganmu!

Saya mengakhiri refleksi ini dengan mengutip Paulo Coelho. Ia berkata: “Perbuatan baik yang kulakukan hari ini, akan dilupakan orang besok. Seperti itulah kehidupan. Dan bukan hanya dirimu yang mengalaminya.” Anda dan saya bukan satu-satunya pribadi yang mengalami patah hati. Masih banyak orang yang mengalaminya dan lebih parah dari padamu. Sadarilah dan ingatlah bahwa Tuhan tidak akan melupakanmu. Bersiaplah dan keluarlah dari zona patah hati ke zona optimism.

PJ-SDB

Leave a Reply

Leave a Reply