Sepuluh juta Salam Maria
(Mari bersikap kritis)
Pada hari Senin, 18 Juni yang lalu, saya menerima beberapa pesan melalui WA, boleh dikatakan pesan berantai tentang kondisi fisik Paus Fransiskus. Dalam pesan itu diberitakan bahwa Paus Fransiskus sedang sakit berat dan mohon semua umat katolik dan non katolik mendoakannya. Doa yang diminta adalah mendoakan sepuluh juta doa salam Maria. Sempat juga ditempel foto Paus Fransiskus yang terjatuh saat sedang mendupai altar dalam perayaan Ekaristi akbar di Jasna Gora, Polandia bersama kaum muda, tahun 2016 yang lalu. Tentu saja orang yang menyebarkan berita bohong ini memanfaatkan momen yang tepat, saat orang katolik sedang ‘ngantuk’ karena menonton piala dunia. Maka tanpa sadar banyak orang menerima dan membroadcast berita yang sama. Ini tentu menjadi viral meskipun berita ini hanya bohong-bohongan saja.
Saya sendiri melihat broadcast itu tidak percaya karena barusan membaca berita dari Zenit tentang kegiatan Bapa Suci pada hari Minggunya. Dalam pesannya saat doa Angelus, Paus Fransiskus mengatakan kepada 15000 umat yang hadir di lapangan Santu Petrus Vatican bahwa Kerajaan Allah itu bertumbuh secara misterius dan mengherankan. Apa yang menjadi pikiran Tuhan ternyata jauh melampaui pikiran manusiawi kita. Allah tetaplah Dia yang mengherankan hidup kita. Sebab itu menurut Paus, Fransiskus, kita perlu beriman teguh kepada Tuhan. Ini kira-kira isi ringkas pesan Paus dalam doa Angelus pada hari Minggu Siang. Maka saya langsung mengatakan dalam hati bahwa pesan WA ini tidaklah benar. Saya juga mencari tahu di website Vatican dan tidak menemukan berita tentang kondisi terakhir Paus Fransiskus.
Bagi saya, kita perlu bersikap kritis terhadap berita-berita yang beredar dalam masyarakat, apalagi yang berkaitan dengan kewibawaan para pemimpin kita yang ‘limited edition’ seperti Bapa Paus Fransiskus. Bisa saja orang yang membroadcast berita tentang kondisi fisik Paus Fransiskus ini anggota Gereja yang mau menghancurkan Gereja dari luar. Atau seorang anggota Gereja yang membuat propaganda tertentu untuk mengacaukan Gereja kita dari dalam. Dengan menempel foto saat Paus terjatuh, banyak orang dapat berpikir betapa rapuhnya Gereja kita. Pemimpinnya jatuh tak berdaya di hadapan sesamanya. Sebab itu kita perlu bersikap kritis dalam membaca dan menganalisis berita-berita terkait. Sikap yang perlu kita bangun bersama adalah berkomunikasi, konsultasi dengan pihak tertentu seperti pastor atau uskup atau dengan mencari situs tertentu seperti situs-situs di Vatican. Janganlah terpancing secara emosi lalu membroadcast begitu saja.
Dari kaca mata business, para pelaku bisnis alias para pembohong menertawakan kebodohan banyak orang yang membroadcast berita beginian. Sebab semakin viral berita bohong seperti ini maka keuntungan semakin banyak diambil oleh para provider telephon yang ada. Pikirkanlah, berita bohong semacam ini telah memperkaya perusahaan dan pihak-pihak tertentu. Maka sebagai orang katolik, kita harus bijaksana dan berhati-hati dalam menyebarkan berita seputar Gereja dan para pemimpinnya.
Kita harus berani melawan lupa. Mendoakan paus adalah tugas dan tanggung jawab seluruh Gereja Katolik. Ketika kita berdoa Rosario, sebelum mendoakan doa Salam Ya Ratu, banyak yang terbiasa mendoakan: “Marilah kita mendoakan tiga kali salam Maria untuk intensi-intensi Sri Paus”. Bayangkan dalam waktu singkat melebihi sepuluh juta Rosario. Kalau demikian, mengapa masih percaya pada WA berantai untuk mendoakan sepuluh juta Rosario bagi Paus. Sekali lagi, tugas Gereja adalah mendoakan Paus sebagai wakil Kristus di dunia. Jadi tidak perlu mendoakan sepuluh juta salam Maria dari WA berantai. Ketika merayakan misa Pastor selalu mendoakan dalam doa syukur Agung dengan menyebut nama Paus. Ini doa syukur Agung dalam perayaan Ekaristi! Di samping itu masih ada doa-doa lain untuk Bapa Suci di dalam Gereja, kelompok-kelompok kategorial dan territorial. Maka kalau dihitung-hitung maka doa-doa bagi Bapa Suci itu sangat melampaui sepuluh juta salam Maria.
Mari kita semua sebagai Gereja membangun sikap mawas diri. Kita mawas diri terhadap WA berantai yang sebenarnya merupakan kebohongan public semata. Berita-berita semacam ini telah mengacaukan kehidupan pribadi dan bersama umat, dan dalam waktu yang sama iblis dapat saja masuk dan menguasai Gereja. Sebaiknya kita bersikap kritis, berkomunikasi dengan orang atau sumber yang terpercaya sebelum menyebarkannya.
Terlepas dari semua berita bohong ini, hal positif yang dapat kita pelajari adalah semua orang katolik merasa bersatu dan memiliki Paus. Perasaan memiliki ini menjadi nyata dalam sikap mendoakan dan mentaati semua ajarannya. Kita semakin rajin membaca tulisan dan wejangan Paus Fransiskus untuk mencinta Tuhan Yesus dan Gereja-Nya. Sungguh, Christus Vincit, Christus Regnat, Christus Imperat.
PJ-SDB