Kerendahan hati itu penting
John J. McCloy adalah seorang pengacara dari Amerika. Ia pernah berkata: “Kerendahan hati menuntun pada kekuatan bukan kelemahan. Mengakui kesalahan dan melakukan perubahan atas kesalahan adalah bentuk tertinggi dari penghormatan pada diri sendiri.” Saya sepakat dengannya karena kerendahan hati memang menguatkan hidup kita bukan melemahkan. Kerendahan hati membuat kita layak berdiri di hadirat Tuhan. Tanpa kerendahan hati, kesombongan akan menjadi rajanya di dalam diri kita.
Kekuasaan adalah sebuah anugerah. Namun kesombongan akan mengubah anugerah menjadi dosa. Raja Tirus adalah salah satu contoh yang tepat bagi kita hari ini. Ia tinggi hati di hadirat Tuhan bahkan mengakui dirinya sebagai Allah. Ia menduduki takhta Allah yang Mahakudus di tengah lautan. Ia berpikir bahwa ia memiliki level yang sama dengan Tuhan Allah. Kenyataannya Raja Tirus tetaplah manusia biasa, hanya dia sendiri yang merasa diri sebagai Allah. Ia memiliki hikmat yang mendatangkan kekayaan berupa emas dan perak. Ia bukan hanya sebagai raja, tetapi juga sebagai pedagang yang hebat.
Tuhan melihat semua gerak gerik raja Tirus. Sebab itu ia berkata: “Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah maka, sungguh, Aku membawa orang asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas, yang akan menghunus pedang mereka, melawan hikmatmu yang terpuja; dan semarakmu dinajiskan.” (Yeh 28:6-7). Hukuman kepada raja yang tidak mau bertobat adalah liang kubur. Kematian tragis akan menjadi jaminan bagi orang yang hidupnya jauh dari Tuhan seperti raja Tirus.
Konfucius berkata: “Kerendahan hati adalah dasar yang kuat dari semua kebaikan.”
PJ-SDB