Berani meninggalkan kebiasaan lama
Setiap orang memiliki masa lalu. Kadang-kadang orang-orang tertentu berbangga bahwa masa lalu selalu mempunyai cerita tersendiri. Masa lalu dapat menjadi momen yang mengubah seluruh masa hidup kita selanjutnya menjadi lebih baik atau lebih buruk dari yang dipikirkan. Banyak orang memang selalu percaya bahwa manusia dapat berubah menjadi lebih baik sebab ia belajar dari pengalamannya. Tentu saja ini bukanlah hal yang mutlak. Semua kembali kepada diri pribadi masing-masing. Yang jelas perubahan adalah hal yang sangat diharapkan dalam hidup kita.
Saya pernah berbicara dengan seorang pemuda. Ia menceritakan masa lalunya yang boleh dikatakan sangat gelap. Ia pernah berpikir bahwa itulah akhir dari segalanya. Namun semuanya dapat berubah. Ia mengalami transformasi diri yang luar biasa. Ia merasa jijik dengan masa lalu yang gelap. Ia berusaha untuk keluar dari hal yang jijik ini. Kini ia bahagia sebagai anak Tuhan. Seluruh perhatiannya tercurah pada kelompok kategorial yang menjadi bagian dalam hidupnya. Di dalam kelompok kategorial ini ia merasa bertumbuh dalam iman katolik. Itulah yang dikatakan sebelumnya bahwa masa lalu memiliki cerita tersendiri tetapi Tuhan menghendaki supaya orang itu berubah.
Thomas A. Kempis, dalam bukunya De Imitatione Christi, menulis begini: “Meninggalkan kebiasaan yang lama memang berat, tetapi yang lebih berat lagi ialah menentang kehendak diri sendiri. Padahal, jika tidak mampu mengalahkan diri kita sendiri dalam hal-hal kecil, bagaimana kita dapat menundukkan diri kita dalam kesukaran-kesukaran yang sungguh-sungguh besar? Ah, alangkah baiknya kalau kita insyaf bahwa kita dapat memberikan damai kepada diri kita sendiri dan menyediakan sukacita kepada orang lain apabila kita mau mengendalikan diri kita sendiri. Maka, saya percaya bahwa kita akan lebih banyak memperhatikan kemajuan kita di bidang kerohanian.” (XI:6).
Prinsip kita bersama: meninggalkan masa lalu itu penting dan harus namun masa lalu itu selalu menjadi guru kehidupan kita. Masa lalu mengubah kita menjadi lebih baik dan berkenan kepada Tuhan dan sesama. Let us change!
Tuhan memberkati,
P. John Laba, SDB