Jangan biarkan Yesus pergi dari kehidupanmu
Menjelang akhir hari ini, pikiran saya masih terarah pada kisah Yesus di dalam Injil Lukas yang kita dengar pada hari Minggu ini (Luk 4: 21-30). Tuhan Yesus sangat dikagumi di Galilea hingga Tirus dan Sidon. Ia dikagumi karena sabda dan karya-Nya benar-benar melebihi mereka yang memiliki otoritas. Akibatnya banyak orang berbondong-bondong mengikuti-Nya dari dekat supaya mendengar Sabda-Nya dan menyaksikan serta mengalami sendiri tanda-tanda yang dilakukan-Nya di depan mereka. Hal ini berubah total ketika Ia kembali kampung halaman-Nya. Ia membaca dari Kitab nabi Yesaya sebuah perikop yang menandakan visi dan misi-Nya di atas dunia ini. Ia mengatakan kepada jemaat yang hadir bahwa pada hari ini genaplah nas Kitab Suci pada waktu mereka semua mendengarnya.
Kata-kata Yesus ini memang digenapi-Nya secara sempurna. Namun orang-orang di kampung halaman-Nya tidak menerima, tidak percaya bahkan memiliki rencana untuk membunuh-Nya. Mereka mengenal Yesus dan keluarga-Nya. Mereka memiliki pandangan yang merendahkan Yesus dan keluarga-Nya. Ada di antara mereka yang tidak percaya dan berkata: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Yusuf hanyalah seorang tukang kayu, tidak lebih dari itu. Maka orang-orang berpikir tentang Yesus, Dia juga anak tukang kayu dan kini akan menjadi tukang kayu juga” Kita mengingat perkataan Natanael kepada Filipus: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46). Di sini kita menyaksikan sendiri bias mereka dalam memandang Yesus. Mereka bahkan berencana untuk membunuh Yesus, namun belum ada kesempatan.
Apakah Yesus tinggal diam?
Tidak! Ia malah mengambil contoh-contoh dalam dunia perjanjian lama untuk membantu jemaat berpikir. Namun mereka sudah tidak memiliki pikiran yang poistif tentang Yesus. Lukas bersaksi: “Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.” Ini sebuah rencana jahat manusia kepada Tuhan. Yesus memilih untuk pergi dari kehidupan mereka. Lukas bersaksi: “Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.” Yesus ada bersama mereka namun mereka membiarkan Dia pergi.
Mari kita memeriksa bathin. Kita semua sudah dibaptis dan bangga sebagai pengikut Yesus Kristus. Namun apakah kita mengenal Yesus? Siapakah Yesus bagi kita masa kini. Banyak kali mungkin kitalah yang memberikan kesempatan supaya Yesus pergi dari dunia kita. Kita bersungut-sungut melawan Tuhan. Semua itu dilakukan dengan sadar. Padahal kita sudah dibaptis dan bangga sebagai pengikut Yesus Kristus. Mengapa kita sulit untuk bertahan dalam penderitaan? Mungkin belum ada kasih sejati di dalam hidup ini. Jangan biarkan Yesus pergi dari kehidupanmu.
PJ-SDB