Berani karena benar!
Saya selalu terpesona dengan sosok Nelson Mandela dan ucapan-ucapannya. Pada pagi hari ini, saya terpesona dengan kata berani yang pernah diucapkannya yakni: “Saya belajar bahwa keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan. Tetapi mereka berhasil menang atas itu. Orang berani bukan mereka yang tidak pernah merasa takut, tapi mereka yang bisa menaklukkan rasa takut itu.”Nelson Mandela tidak hanya beretorika tentang keberanian tetapi ia sendiri pernah merasa takut dan berusaha menaklukkan rasa takutnya. Ia berani karena benar. Ia juga mampu mengampuni siapa saja yang memusuhinya. Apakah anda sudah sedang menaklukkan rasa takutmu sendiri? Beranilah dalam hidupmu!
Sosok Petrus dan Yohanes dalam Kisah hidup para rasul membantu kita untuk berani bersaksi tentang Kristus yang bangkit mulia. Dalam kuasa Roh Kudus, mereka berani berbicara di depan umum, dengan terang-terangan tanpa menyembunyikan suatu apapun tentang Yesus dari Nazaret. Mereka berani mengatakan ‘kekeliruan’ yang dilakukan kaum Yahudi ketika menyalibkan Yesus yang tidak bersalah. Mahkamah Agama Yahudi berusaha untuk melarang para murid yang bersaksi tentang Yesus, namun semakin mereka melarang para murid ini semakin berani untuk bersaksi. Yohanes dalam suratnya menulis: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami sendiri, tentang Firman hidup itulah yang kami tulisakan kepada kamu.” (1Yoh 1:1).
Petrus memiliki keberanian untuk bersaksi tentang Yesus dari Nazaret. Ia berkata: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” (Kis 4:19-20). Petrus dan Yohanes serta mereka yang lain hanya taat kepada Allah. Menjadi saksi Kristus memang perlu komitmen yang jelas. Misalnya, komitmen untuk menjalani tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang katolik haruslah jelas. Dengan demikian, kesaksian hidup kita juga menjadi jelas. Ini memang butuh keberanian. Orang bermental bekicot hanya berusaha untuk menggagalkan dirinya sebab tak ada keberanian dalam hidupnya. Orang bermental baja akan tetap tahan banting.
Salam dan berkat Tuhan,
PJ-SDB