Bunda yang patut dikagumi
Mengagumi seorang Ibu! Mungkin ada yang menertawakan seorang Romo yang menghayati hidup selibat tetapi mengagumi seorang ibu dalam hidupnya. Tetapi itu sebuah kenyataan. Hidup selibat saya sebagai seorang Romo menjadi sempurna karena saya mengagumi seorang ibu dalam hidup saya. Siapakah sang ibu itu? Pertama, sang ibunda Maria yang melahirkan saya. saya pasti mengaguminya sepanjang hidup saya dan akan kehilangan luar biasa ketika suatu saat sang ibu Maria ini kembali kepada sang Pencipta. Saya juga saudari dan saudara juga para cucunya selalu memanggilnya Ina dengan nama aslinya Bunga. Dia masih hidup. Usianya sudah mencapai 87 tahun. Telinganya sudah mulai pikun tetapi matanya masih terang dan masih menjaga kebersihan badannya. Hidupnya sederhana, tak banyak berbicara, selalu rela berkorban, tahan dalam penderitaan dan seorang pekerja tulen. Bagi saya dia seorang yang kudus. Kedua, Ibunda Maria. Dia yang melahirkan Yesus Kristus. Saya juga mengaguminya. Setiap kali menyebut namanya Maria, saya mengingat sang ibu pertama yang saya kenal yaitu Maria Bunga. Bunda Maria, ibu Yesus menginspirasikan banyak hal dalam hidup dan panggilan saya sebagai seorang Salesian dan gembala.
Saya tidak menguraikan rasa kagum saya kepada Bunda Maria Bunga yang melahirkan saya. Saya akan menguraikan rasa kagum saya kepada Maria, Bunda Yesus Kristus. Saya mengaguminya sebagai sosok yang penting dalam Injil. Saya mengagguminya lebih nyata lagi dalam peristiwa-peristiwa Rosario. Mengapa? Sebab dalam peristiwa-peristiwa Rosario itu saya dapat berjumpa dan bersahabat dengan Yesus Puteranya. Dari situ saya merasa semakin yakin akan perkataan ini: “Ad Iesum per Mariam!” Melalui Maria kita dapat berjumpa dengan Yesus Kristus. Saya memiliki Sembilan kekaguman terhadap pribadi Bunda Maria.
Pertama, Bunda Maria menjawabi panggilan Tuhan Allah untuk menjadi ibu Yesus Kristus. Saya menganguminya karena sebagai seorang gadis muda, ia sudah bertunangan dengan Yusuf. Mungkin saat pernikahannya juga sudah ditentukan. Namun ia memilih yang terbaik melalui ‘Fiat’nya: “Sesunggunya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38). Saya mengaguminya karena dia menerima dirinya dan mengakui dengan jujur dan ikhlas di hadapan Yusuf tunangannya. Dia adalah seorang wanita muda tetapi matang keputusannya. Dia adalah mempelai Roh Kudus.
Kedua, Bunda Maria mengunjungi Elizabeth dan melayaninya. Saya mengaguminya karena dia berani melakukan perjalanan penuh resiko ke Einkarem yang berjarak sekitar 145 Km dari Nazareth. Resikoa apa saja dalam perjalanannya? Dia barusan hamil. Usia kehamilan masih muda. Secara manusiawi, ia harus menjaga janinnya, tetapi ia memilih untuk pergi dan melayani. Resiko yang lain adalah perjalanan yang jauh, penuh bahaya dari orang jahat dan hewan liar. Maria pergi ke rumah Elizabeth untuk melayani bukan dilayani. Sekali lagi resiko besar bagi ibu muda yang barusah hamil dengan pekerjaan rumah yang banyak. Ia kembali ke Nazareth dengan usia kehamilan sekitar tiga bulan. Maria sukses sebagai ibu dan pelayan sejati.
Ketiga, Bunda Maria pergi bersama Yusuf ke Bethlehem untuk mengikuti Sensus Penduduk. Saya mengaguminya karena sebagai seorang ibu yang sedang hamil tua melakukan perjalanan jauh ke Bethlehem sekitar 158 Km. Maria dan Yusuf tiba di Bethlehem dan ini adalah waktunya bagi Maria untuk melahirkan Yesus di Bethlehem. Saya mengagumi Maria karena ia melahirkan Yesus di tempat yang penuh kemiskinan. Yesus Anak Allah lahir dalam kemiskinan.
Keempat, Bunda Maria membawa Yesus ke dalam bait Allah untuk dipersembahkan. Saya mengagumi Bunda Maria karena ia terbuka pada adat istiadat Yahudi. Keluarga kudus yakni Yesus, Yusuf dan Maria berjumpa dengan dua orang nabi yakni Simeon dan Hana yang menunggu kedatangan Yesus sang Mesias. Simeon sendiri memberikan perkataannya yang memiliki makna yang sangat mendalam bagi Maria: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (Luk 2:34-35).
Kelima, Bunda Maria mengungsi ke Mesir bersama bayi Yesus dan Yusuf suaminya. Saya mengangumi Bunda Maria sebagai seorang ibu yang berani dan tabah serta relka berkorban. Bayangkan, perjalanan dari Bethlehem ke Kairo, Mesir mencapai jarak 750Km. Tentu membutuhkan waktu yang lama dan penuh resiko di padang gurun. Mereka tinggal di Mesir, sebuah negeri asing. Mereka tabah hingga Herodes meninggal dunia dan sekali lagi melakukan perjalanan pulang ke Nazareth.
Keenam, Bunda Maria seorang pendidik unggul. Saya mengagumi Maria sebagai seorang ibu sejati. Ia menyadari tugas dan tanggung jawab bagi anaknya. Kita mengingat saat Yesus berusia duabelas tahun, mereka melakukan peziarahan ke Yerusalem. Maria dan Yusuf mencari Yesus sampai tiga hari baru menemukannya. Maria dan Yusuf cemas mencari Yesus. Inilah tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anaknya. Mereka kembali ke Nazareth dengan pengalaman yang begitu kaya.
Ketujuh, Bunda Maria mengikuti Yesus Puteranya dalam perjalanan paskah-Nya. Saya mengagumi Bunda Maria berdukacita. Ia menemani Puteranya yang tidak bersalah namun dipersalahkan, memikul salib, wafat di kayu salib, diturunkan dari salib dan dimakamkan. Saya mengagumi Maria karena ternyata ramalan Simeon benar-benar menjadi nyata. Ia menyimpan segala perkara ini di dalam hatinya.
Kedelapan, Bunda Maria menjadi saksi kebangkitan Yesus Puteranya. Saya mengagumi bunda Maria karena sukacita paskah dalam dirinya. Bagi saya, Bunda Maria adalah orang pertama yang menyaksikan kebangkitan Yesus Kristus. Seorang ibu pasti mengetahuinya. Maria tetap bersama para rasul memohon datangnya Roh Kudus yang tidak lain adalah mempelainya sendiri. Dia bersama para rasul mengalami pentekosta baru.
Kesembilan, Bunda Maria mendampingi Gereja sepanjang zaman. Saya mengagumi Bunda Maria sebagai bunda Gereja. Dia hidup di di dalam Gereja sebagai Ibu Gereja, memiliki andil yang besar untuk meyelamatkan Gereja yakni umat Allah (Co-Redemptrix). Dia adalah yang dikandung tanpa noda dan penolong umat Kristani. Dia adalah ratu surga yang tetap mendoakan manusia yang berziarah di dunia ini menuju ke surga untuk bersatu dengannya.
Ini adalah sembilan kekaguman saya pada seorang ibunda yang bernama Maria, Bunda Yesus Kristus. Benar sekali, Dia adalah pribadi yang memiliki kasih yang begitu unggul dan mendalam bagi manusia. Terima kasih Bunda Maria, saya akan tetap mengagumimu selamanya.
De Mariam nunqam satis!
PJ-SDB