Masih ada harapan
Apakah anda masih memiliki harapan? Ini adalah pertanyaan terakhir saya kepada seorang pemuda yang berbicara dengan saya selama lebih kurang satu jam sore tadi. Ia barusan mengakhiri relasi cintanya dengan pacaranya setelah lima tahun mereka berjalan bersama dalam suka dan duka. Dia mengakui bahwa sungguh tidaklah mudah untuk mengakhiri sesuatu yang sudah dimulai dengan baik, namun dia harus berani mengambil keputusan untuk mengakhiri semuanya karena alasan-alasan yang rasional dan demi kebaikan bersama. Terhadap pertanyaan yang saya ajukan kepadanya ‘apakah ia masih memiliki harapan?’, ia mengatakan dengan tegas bahwa selagi masih bernafas maka harapan selalu ada untuk sebuah tujuan yang terbaik. Saya senang mendengar dan melihat semangatnya yang penuh harapan dan optimis.
Setiap orang hampir pasti pernah mengalami yang namanya kehilangan harapan. Pemuda yang berbicara dengan saya dalam sharingnya ini sedang kehilangan harapan. Ia menyaksikan kebohongan-kebohongan dari pacaranya yang relasi mereka sudah sedang berlangsung selama lima tahun melalui berbagai foto di galeri HP, foto-foto yang tersimpan di laptop, video dan chatingan tertentu yang membuatnya kehilangan kepercayaan secara total. Hal-hal ini terjadi bukan hanya sekali tetapi berkali-kali. Dan ia sendiri menemukannya. Ia kehilangan harapan dan kehilangan seorang pribadi yang pernah mengasihi dan dikasihi. Ketika ada pengalaman ‘kehilangan harapan’ maka semua pengaruhnya akan dialami dalam hidup kita juga.
Adalah Maya Angelou (1928-2014). Beliau adalah seorang Penyair dan penulis Negro-Amerika. Ia berkata: “Cinta tidak mengenal hambatan. Cinta melewati rintangan, melompati pagar hambatan, dan menembus tembok untuk sampai ke tempat tujuan yang penuh harapan.” Memang sangatlah tepat perkataan Maya ini. Kita membutuhkan cinta sebab kita hidup karena ada cinta. Cinta yang benar itu bebas hambatan dan memiliki harapan yang pasti yakni kebahagiaan. Tidak pernah ada cinta tanpa ada harapan. Bahkan penulis Prancis bernama Alexandre Dumas Père (1802-1870) mengatakan bahwa semua jenis kebijaksanaan itu berakar pada dua kata: kesabaran dan harapan. Harapan itu patut kita miliki di dalam hidup ini.
Masa Adventus, khususnya pekan pertama Adventus ini dikenal dengan pekan harapan. Tuhan memberi harapan akan keselamatan manusia melalui para nabi yang realisasinya menjadi sempurna dalam diri Yesus Kristus. Harapan berlaku bagi semua orang, karena dalam suasana yang ekstrim sekalipun, ia akan tetap mengakui bahwa ‘masih ada harapan’. Hiduplah sebagai Pribadi yang memiliki harapan yang pasti. Jauhilah dirimu sebagai sosok php alias pembawa harapan palsu. Php itu melukai nilai luhur harapan yang sebenarnya.
P. John Laba, SDB