Herodes masih ada!
Kita semua mendengar nama Herodes Agung selama masa Natal ini. Herodes Agung ini muncul dari sebuah keluarga Idumea yang kaya dan berpengaruh. Orang Yahudi menyapanya Hordos (הוֹרְדוֹס) sedangkan orang Yunani menyapanya Ἡρῴδης (Hērōidēs). Herodes Agung dikenal sebagai Herodes I. Ia merupakan raja boneka Romawi yang berkuasa di Yudaea (sekitar 74 SM – sekitar 5, 4 atau 1 SM di Yerusalem). Dalam tradisi Gereja, ia dikenal dalam Injil Matius di mana ia membunuh anak-anak di Betlehem.
Mengapa ia melakukan pembunuhan terhadap anak-anak di Bethlehem? Hal ini bermula dari para tamunya yaitu para majus dari Timur yaitu Gaspar, Melkior dan Batltazar. Mereka datang dari tempat yang berbeda, dengan dibimbing oleh cahaya sebuah bintang dari Timur akhirnya mereka tiba di Yerusalem dan Bethlehem. Ketika tiba di Yerusalem, mereka bertamu ke istana Herodes untuk menginformasikan bahwa mereka mau bertemu dan menyembah raja yang baru yang lahir. Herodes kaget dan secara manusiawi ia merasa tersaingi. Pikiran negatif, marah, sakit hati semuanya menyatu di dalam dirinya. Sebab itu ia berkata kepada para majus: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.” (Mat 2:8).
Perkataan Herodes ini menunjukkan jati dirinya sendiri. Ia menyuruh para majus untuk pergi dan menyelidiki dengan seksama hal-hal mengenai Yesus. Ini bukan menggambarkan maksud baiknya tetapi maksud jahatnya. Semua ini terbukti ketika ia berencana untuk membunuh semua bayi di sekitar kota Bethlehem. Merekalah martir kecil, tak bersalah yang wafat untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus. Jauh sebelumnya Herodes memang sosok yang jahat. Flavius Yosefus memberi kesaksian bahwa pada tahun 29 SM, Herodes benar-benar tergila-gila dan sangat cemburu terhadap istrinya, Mariamne. Ia berencana untuk membunuh Mariamne. Satu jalan yang dilakukannya adalah mengajukannya ke pengadilan dengan tuduhan palsu bahwa ia melakukan zina. Saudara perempuan Herodes bernama Salome adalah saksi utama yang memberatkannya.
Alexandra adalah ibunya Mariamne. Ia dihadirkan sebagai saksi yang memberatkan anaknya sendiri. Sikapnya ini melakukannnya untuk menyelamatkan dirinya sebab Herodes juga mau membunuhnya. Pada akhirnya Alexandra juga dihukum mati oleh Herodes Agung. Kisah akhir dari Mariamne adalah ia tetap tenang saat dihukum mati. Usianya saat itu baru 25 tahun. Ia menikan dengan Herodes dan dalam waktu 7 tahun dapat melahirkan 5 orang anak. Ini adalah sebagian kisah dari Herodes Agung yang tidak hanya jahat terhadap orang lain, tetapi jahat juga di dalam keluarganya sendiri.
Herodes masih ada di sekitar kita. Herodes zaman now ini tampil tidak jauh berbeda. Mereka gila kuasa, gila harta, suka mempersalahkan orang lain, berpikiran negatif, suka menghancurkan hidup dan keluarga orang lain. Mereka dapat saja menjadi ‘pebinor’ atau ‘pelakor’. Mereka seolah berlaku baik padahal sangat jahat dalam perilakunya kepada sesama. Banyak di antara kita menjadi korban-korban Herodes zaman now. Maka tepatlah kalau dikatakan bahwa kita selalu berjumpa dengan Herodes zaman now di dalam keluarga dan masyarakat kita.
Mari kita memandang diri kita di hadapann Tuhan. Ternyata kita tidak jauh berbeda dengan Herodes Agung. Kita belajar untuk malu dan berusaha untuk melepaskan Herodes dalam diri kita.
P. John Laba, SDB