Seorang ayah yang hebat!
Banyak di antara kita mungkin masih mengingat seorang pegolf professional dari Amerika bernama Tiger Wood, yang terlahir dengan nama asli Eldrick Tont Woods. Ia memiliki kenangan tersendiri dengan ayahnya. Kenangan itu terungkap dalam perkataan singkatnya ini: “Ayah saya selalu mengajari saya kata-kata ini: peduli dan berbagi” Kedua kata ini selalu diulangi oleh ayahnya sehingga lama kelamaan menjadi moto dan pedoman hidupnya. Baginya, hidup kita semakin bermakna karena care (peduli) dan share (berbagi). Lihatlah bahwa kedua kata yakni care dan share sangat sederhana namun memiliki kekuatan yang dapat mengubah hidup setiap pribadi.
Saya sendiri pernah mendengar sharing seorang ayah dalam rekoleksi keluarga. Ia selalu mendengar keluhan dari anak-anaknya, yang membandingkan dirinya sebagai ayah kandung dengan ayah dari teman-teman mereka. Sebenarnya perbandingan ayah kandung dengan ayah teman itu tidaklah elok. Ayah kandung tetaplah seorang ayah yang tidak akan sama dengan seorang lelaki lain yang disapa ayah. Dari ayah, darah kita mengalir, harapan kita terpenuhi. Maka ayah itu mengakhiri sharingnya dengan berkata: “Maafkan aku karena tidak bisa seperti ayah teman-temanmu, tapi aku berjanji untuk memberimu segala yang terbaik yang bisa aku berikan sebelum aku “pergi”. Perkataannya ini mengundang deraian air mata para peserta rekoleksi. Sebagai anak, sangatlah mudah untuk membandingkan sosok ayah, karena kita lupa bahwa ayah itu tidak tergantikan.
Pada hari ini kita berjumpa dengan sosok seorang ayah yang penuh kuasa yaitu Raja Daud. Sebelum meninggal dunia, ia masih memanggil Salomo, anaknya untuk memberikan pesan-pesan akhir. Inilah pesan raja Daud kepada Salomo: “Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, dan supaya Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.” (1Raj 2:2-4).
Raja Daud memiliki kuasa dan wibawa sebagai seorang pemimpin.Tetapi di dalam keluarga, dia tetaplah seorang ayah yang baik. Perhatikan nasihat-nasihatnya begitu sederhana dan mendalam supaya Salomo dapat menjadi anak yang baik, saleh di hadapan Tuhan. Meskipun pada akhirnya Salomo menjadi tidak setia karena tidak mengikuti dengan baik nasihat Daud. Tetapi yang terpenting adalah Daud tetaplah sosok ayah yang hebat di dalam keluarganya.
Apakah anda seorang ayah yang hebat? Apakah anda memiliki seorang ayah yang hebat? Yah, ayah tetaplah sosok yang hebat. Tidak pernah ada ayah yang tidak hebat. Dia akan tetap menunjukkan karakternya sebagai ayah yang hebat. Maka mari kita mencintai ayah kita. Bagi yang sudah pergi ke rumah Tuhan, mari kita mendoakannya supaya tetap menjadi sosok ayah yang tak tergantikan dalam hidup ini. Bagi yang masih hidup mari kita dukung dengan doa-doa kita.
Saya mengakhiri refleksi ini dengan sebuah puisi tentang ayah:
Untukmu Ayahku
Di keheningan malam..
Datang secercah harapan…
Untuk menyambut jiwamu datang…
Sebercik harapan agar kau kembali pulang..
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan…
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata…
Tapi apalah daya..
Semua harapan hilanglah sirna..
Karena kau telah tiada..
Ayahku tercinta..
Tuhan memberkati kita semua,
P. John Laba, SDB