Hari Senin, Pekan II Paskah
Kis. 4:23-31
Mzm. 2:1-3,4-6,7-9
Yoh. 3:1-8
Dilahirkan kembali
Pada pagi hari ini saya merayakan misa harian bersama komunitasku. Saya mendoakan Prefasi Paskah II tentang hidup baru dalam Kristus. Ada kalimat-kalimat yang sangat inspiratif dari prefasi Paskah II ini yakni seperti ini: “Karena wafat-Nya, kami dibebaskan dari kematian kekal, dan dalam kebangkitan-Nya kehidupan semua orang dibangun kembali dan dipugar dengan semangat dan harapan baru. Sebab berkat wafat dan kebangkitan Kristus suatu angkatan baru putra dan putri cahaya dilahirkan untuk kehidupan abadi, dan bagi para beriman dibukakan kembali pintu gerbang kerajaan surga”. Kata-kata dalam doa prefasi ini sangat mendalam maknanya bagi kita semua untuk memahami makna Paskah Kristus yang benar. Tuhan Yesus telah wafat bagi kita supaya kita dibebaskan dari kematian kekal akibat dosa. Ini patut kita syukuri karena jasa Yesus Kristus. Kita semua dibangun kembali dan dipugar dengan semangat dan harapan baru melalui kebangkitan Kristus. Artinya hidup kita dihancurkan oleh iblis dan kini iblis dikalahkan sehingga hidup baru menjadi milik kita. Wafat dan kebangkitan Kristus melahiran suatu angkatan manusia baru dan gerbang Kerajaan Surga dibukakan Tuhan. Maka kita menyadari bahwa Paskah Kristus membawa sebuah kebaruan dalam hidup di hadirat Tuhan.
Paskah Kristus membawa kebaruan dalam hidup. Saya teringat pada seorang pemuda yang pernah berbicara dengan saya sesaat setelah ia mengaku dosa. Ia merasa begitu bahagia karena mengalami pengampunan berlimpah dari Tuhan. Dia merasa seperti sesuatu yang baru, ia lahir baru karena dosa yang sudah lama disembunyikannya dan ia malu untuk mengakuinya, akhirnya ia berani mengakuinya di hadapan Bapa Pengakuan. Pengalaman orang muda ini tepat seperti doa raja Daud dalam Mazmur ini: “Selama kusembunyikan dosaku, batinku tertekan dan aku mengeluh sepanjang hari. Aku mengakui dosaku di hadapan-Mu, Tuhan dan kesalahanku tidak kusembunyikan”. (Mzm 32:5). Hal yang menarik perhatian dari sharing pemuda ini adalah sukacita pengampunan sehingga ia merasa seperti dilahirkan kembali.
Pada hari ini kita berjumpa dengan sosok Nikodemus dalam Injil Yohanes. Nikodemus adalah seorang Farisi dan dikenal sebagai seorang pemimpin agama Yahudi. Perhatikanlah bahwa nama Nikodemus adalah nama Yunani yakni νικοδημος (nikodêmos). Nama ini terbagi dalam dua kata yakni kata: νικος (nikos) berarti kemenangan dan kata δημος (demos) yang berarti bangsa, masyarakat Sebab itu makna nama Nikodêmos adalah Yang menang bersama bangsa itu atau penakluk bangsa-bangsa. Dari namanya dan juga pekerjaannya maka kita dapat memahami jati dirinya saat ia berkunjung kepada Yesus pada suatu malam yang indah. Mengapa ia mesti datang malam-malam kepada Yesus? Pertama, karena jabatan dan partainya maka ia harus berusaha supaya orang lain terutama kaum Farisi jangan mengetahuinya. Dia bisa dianggap pengkhianat bagi jabatan dan agamanya. Kedua, sebagai seorang pemimpin agama Yahudi ia tahu bahwa pada malam hari selalu menjadi kesempatan untuk belajar Taurat dan kebijaksanaan. Ketiga, malam hari merupakan simbol kegelapan, hidup lama dan ketidatahuannya dan berjumpa dengan Yesus sehingga ia menjadi baru.
Nikodemus ‘yang menang atas bangsa-bangsa’ datang kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” (Yoh 3:2). Nikodemus tidak berbicara atas nama dirinya tetapi menggunakan kata ‘kami’ untuk mewakili kaum farisi dan para rekan pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Ini merupakan ungkapan iman Nikodemus kepada Yesus sebagai Rabi utusan Allah, pembuat mukjizat dan penyertaan Allah kepada-Nya. Tuhan Yesus memandang sang pemenang ini dan berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (Yoh 3:3). Nikodemus tentu bingung dengan jawaban atas pengakuannya kepada Yesus. Orang setua Nikodemus sendiri masa harus masuk ke dalam Rahim ibunya dan dilahirkan kembali? Nah di sini kita melihat bahwa jabatan sebagai pemimpin agama bukanlah jaminan akan kebijaksanaan di hadirat Tuhan. Nikodemus masih membutuhkan Tuhan untuk membimbingnya supaya dia sungguh dilahirkan kembali. Dengan dilahirkan kembali maka ia dapat melihat Kerajaan Allah sebaliknya tanpa kelahiran kembali maka ia juga tidak akan melihat Kerajaan Allah.
Tuhan Yesus lalu membuka mata dan pikiran Nikodemus untuk memahami makna dilahirkan kembali. Pikiran Nikodemus adalah lahir secara daging atau secara manusiawi, sebab itu ia berpikir tentang Rahim ibu. Tuhan justru mengundangnya sebagai pemimpin agama Yahudi supaya di hadapan-Nya sebagai Terang dunia, dan sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup, ia dapat lahir kembali dalam air dan Roh. Yesus bangkit dari alam maut dan memberikan Roh-Nya kepada para rasul untuk mengampuni dosa, artinya memberi hidup baru kepada semua orang. Kini Nikodemus sebagai pemenang bangsa-bangsa dilahirkan kembali dalam Roh dan air supaya memperoleh keselamatan abadi. Kini Nikodemus sang pemimpin agama Yahudi, pemenang bangsa-bangsa belajar untuk rendah hati di hadapan sang Rabi sejati yaitu Yesus Kristus. Dia sungguh dilahirkan kembali karena anugerah pertobatan.
Hidup baru atau kelahiran kembali juga di alami Petrus dan Yohanes.Mereka sempat menjadi tawanan dan diadili oleh Mahkama Agama Yahudi sebab mewartakan secara terang-terangan kebangkitan Kristus. Pengalaman menjadi tawanan ini diceritakan dalam komunitas sebagai sebuah penghiburan. Komunitas bersyukur dalam doa ini: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” (Kis 4: 24-30). Doa ini disampaikan kepada Tuhan dengan iman sehingga mereka semua dilahirkan kembali dalam Roh Kudus. Ada Pentekosta baru sebab mereka semua penuh dengan Roh Kudus dan berani untuk mewartakan Sabda kepada semua orang.
Apakah kita juga membutuhkan kelahiran kembali? Jawabannya adalah ya dan harus. Kita butuh Roh Kudus untuk membaharui hidup kita. Pada saat ini kita semua memiliki beban covid-19 dan dampaknya yang begitu luas dalam ekonomi, sosial dan politik. Kita membutuhkan Roh Kudus untuk membaharui seluruh muka bumi supaya yang ada bukan lagi konflik tetapi kedamaian dan kasih sesuai kehendak Tuhan sendiri.
PJ-SDB