Habitus baru dalam kasih
Kita mengakhiri hari ini dengan membawa sebuah aturan emas (golden rule) yang disampaikan Tuhan Yesus Kristus dan menjadi habitus baru kita: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Mat 7: 12). Coba renungkan baik-baik perkataan Tuhan Yesus ini. Ingatlah kembali semua tindakanmu dalam pikiran, perkataan dan perbuatanmu yang nyata.
Banyak kali mungkin anda menghendaki banyak hal yang diberikan keluarga dan sesama kepadamu, misalnya kasih persaudaraan. Anda menghendaki kasih dan persaudaraan tetapi apakah anda sendiri juga sudah mengasihi atau menciptakan kondisi di mana orang lain sungguh menjadi saudara? Cinta kasih yang benar bukanlah sebuah ungkapan belaka dari mulut saja tetapi sebuah pengurbanan diri yang nyata. Maka kalau kita mengasihi maka kasihilah dengan tulus dan biarlah orang merasa di kasihi.
Ada habitus baru dalam kasih. Ini terjadi ketika kita mengasihi dengan mengurbankan diri seperti Kristus sendiri mengurbankan diri. Kita mengasihi tanpa memandang harta kekayaan yang dapat menjerumuskan kita dalam ketamakan. Kita mengasihi dengan menerima semua orang apa adanya bukan ada apanya. Kasih adalah segalanya. Helen Keller pernah berkata: “Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang. Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar. Dalam setiap kasih, selalu ada hati yang menerima.”
Tuhan memberkati kita semua,
PJ-SDB