Homili 8 Juli 2020

Hari Rabu, Pekan Biasa ke-XIV
Hos. 10:1-3,7-8,12
Mzm. 105:2-3,4-5,6-7
Mat. 10:1-7.

Pergi dan Beritakanlah!

Paus Paulus ke-VI pernah menulis Imbauan Apostolik Evangelii Nuntiandi, 8 Desember 1975. Di dalam Imbauan ini beliau menulis: “Mewartakan Injil sesungguhnya merupakan rahmat dan panggilan yang khas bagi Gereja, merupakan identitasnya yang terdalam. Gereja ada untuk mewartakan Injil.” Perkataan ini sesuai dengan misi Gereja sebagaimana dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada para murid-Nya: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15). Gereja katolik menjadi sebuah Gereja Misioner. Hal ini juga digambarkan Paus Benediktus ke-XV dalam Maximum Illud berikut ini: “Tugas ini tidak serta merta berhenti dengan kematian para Rasul, namun dilanjutkan oleh para pene- rusnya sampai akhir zaman, yakni selama ada manusia di bumi ini untuk dibebaskan oleh kebenaran. Maka sejak saat itu “mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru”, sehingga “gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.” Gereja, kenangan akan perutusan ilahi, tidak pernah berhenti sepanjang segala abad, mengirim utusan-utusan dan pelayan-pelayan keselamatan kekal melalui Kristus.” (MI, 1).

Pada hari ini kita mendengar laporan Penginjil Matius tentang panggilan dan perutusan para murid Yesus. Dikisahkan Matius bahwa Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya. Ia memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit serta kelemahan. Tuhan Yesus adalah utusan Bapa yang menunjukkan wajah Bapa yang Maharahim kepada manusia yang sangat membutuhkan kerahiman-Nya. Yesus juga menjadi tanda kasih Bapa sebagaimana kita mendengarnya dari mulut Yesus sendiri: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16). Yesus sebagai tanda kasih Bapa yang menyelamatkan ini menjadi nyata dalam sabda dan karya Yesus yakni mengusir setan-setan dan roh jahat, menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan. Semua ini sudah sedang dilakukan Yesus dan Ia menghendaki supaya para pilihan-Nya ini akan melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus yang juga adalah pekerjaan Bapa di Surga. Ini merupakan pekerjaan misionaris yang sedang berlangsung dalam Gereja sepanjang zaman.

Tuhan Yesus tidak hanya memanggil para murid, Ia juga mengutus mereka dengan pesan-pesan yang memiliki kekuatan tersendiri. Inilah pesan yang harus dipegang oleh para pilihan Yesus: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Mat 10:5-6). Tugas perutusan sebagai orang pilihan itu sudah jelas karena mereka-mereka yang merupakan ‘domba-domba yang hilang dari umat Israel’ itu sudah ditentukan Tuhan sendiri. Tuhan Yesus bermaksud bahwa penginjilan haruslah dimulai dari lingkungan dimana mereka berada. Tugas mereka adalah menyelamatkan terlebih dahulu orang-orang yang berada disekitarnya. Hal ini dapatlah kita pahami sebab pada saat itu murid-murid Yesus masih berada dalam tahapan awal dalam usahanya memberitakan Injil bahwa Sang juru Selamat atau Mesias itu sudah datang. Nantinya, pada tahap akhir pelayanan Yesus dibumi, Ia akan memberikan Amanat Agung kepada murid-murid untuk mengabarkan injil bagi semua bangsa, menjadikan semua bangsa (tanpa terkecuali) menjadi murid-Nya: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:19-20).

Pokok pewartaan yang harus mereka sampaikan adalah “Kerajaan surga sudah dekat!” (Mat 10: 7). Sebuah kerajaan yang bukan dalam artian hanya dihuni oleh manusia-manusia saja, melainkan sebuah kerajaan yang memiliki ciri khas tertentu yakni kerajaan yang penuh kasih, kebaikan, kedamaian dan keadilan. Sebuah kerajaan yang dirasakan benar-benar sebagai tempat keselamatan bagi manusia. Ini adalah harapan semua orang untuk merasakan dan mengalaminya selama-lamanya. Dalam pikiran kita saat ini, tentu Surga yang menjadi tujuan hidup kita. Kiblat hidup kita terarah ke surga yang dijanjikan Tuhan.

Siapakah para murid pilihan Yesus? Matius memperkenalkan mereka dengan mengatakan ‘inilah nama-nama’. Nama selalu menunjukkan jati diri setiap pribadi di hadapan Tuhan dan sesama. Mereka adalah Simon Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Tomas, Matius, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Masing-masing murid memiliki keunikan bahkan ada yang sudah dilabel seperti Matius melabel dirinya sebagai pemungut cukai, Yudas Iskhariot sebagai pengkhianat. Matius sebagai penulis injil tahu dirinya maka dia tidak malu untuk menunjukkan diri dan masa lalu apa adanya. Dia juga menunjukkan Yudas Iskhariot sebagai pengkhianat. Para murid terpilih lain hanya diperkenalkan sesuai asal usul dan keluarganya. Seorang murid sejati tidak perlu malu untuk menunjukkan jati diri yang sebenarnya supaya ketika mewartakan kerajaan surga, ia dapat mewartakannya dengan baik dan benar.

Apa yang diharapkan sebagai buah dari pewartaan para murid?

Setiap orang yang menjadi ‘domba-domba yang hilang dari Israel’ haruslah mengalami transformasi hidup yang radikal atau mengalami pertobatan yang radikal. Banyak orang yang masih tergiur dengan berhala-behala sehingga dalam bahasanya nabi Hosea, mereka malacurkan dirinya dalam berhala-berhala yang ada. Berbahala-berhala akhirnya menjadi tujuan utama mereka dan mengabaikan Tuhan dan kebaikan-kebaikannya. Sebab itu setia misionaris atau utusan Yesus bertugas untuk menyadarkan umat bahwa kini adalah saatnya untuk mencari Tuhan. Injil harus menghasilkan buah yakni sukacita karena pertobatan manusia yang berdosa. Manusia yang terlepas dari berhala-berhala. Kesadaran manusia untuk bertobat dapat terjadi karena ada utusan-utusan Tuhan yang siap untuk pergi dan mewartakan kasih dan kebaikan Tuhan. Merekalah para murid masa kini yakni para misionaris. Anda dan saya adalah misionaris masa kini. Semangatlah!

PJ-SDB