Food For Thought: Gembala itu milik Tuhan

Gembala itu milik Tuhan!

Ada banyak keluhan terhadap para gembala. Ada litani serba salah dan skandal-skandal yang dilakukan para gembala. Semua ini memang kenyataan yang sedang ada di dalam Gereja Katolik. Namun demikian panggilan untuk menjadi gembala umat atau panggilan imamat itu tetaplah unik sebab berasal dari Tuhan sendiri bukan dari kemauan pribadi semata. Tuhan yang memanggil bukan manusia memanggil dirinya sendiri. Maka tidak semua orang dapat menjadi imam, meskipun banyak yang mencoba dan mencoba tetapi gagal. Tuhan Yesus mengatakan dengan jelas: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2). Para imam adalah milik Tuhan. Gerejalah yang memohon supaya ‘yang empunya tuaian’ yakni Tuhan sendiri mengirim para pekerja untuk tuaian.

Kita tidak dapat menutup mata terhadap berbagai hal terbaik yang dilakukan para gembala. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk melayani Tuhan di dalam Gereja Katolik. Ada yang dianiaya, dipenjarakan bahkan menjadi martir karena melayani Tuhan dengan hati yang tidak terbagi. Namun ada juga para gembala yang lemah dan harus dikuatkan supaya melayani dengan baik. Paus Fransiskus menghendaki supaya para gembala itu berbau domba. Gembala tidak berjalan sendiri, tetapi ditakdirkan untuk melayani dengan sukacita, tinggal di tengah umat dan membawa mereka kepada Tuhan. Namun selalu menjadi tantangan besar dalam pelayanan para gembala di tengah umat. Memang setiap pekerja patut mendapat upahnya (Luk 10:7), namun itu bukan berarti para gembala itu bermata duitan, pasang tarif, melayani kalau ada apanya bukan apa adanya. Gembala melayani suka-suka dia, otoriter dengan dalil dialah yang belajar teologi dan ditahbiskan. Menyedihkan! Gembala juga manusia lemah yang melakukan skandal-skandal seperti korupsi, pedofilia, perselingkuhan dan lain sebagainya. Ini benar-benar tantangan besar yang menghalangi para gembala untuk berbau domba.

Terlepas dari semua ini, gembala tetaplah milik Tuhan. Tuhanlah yang memiliki kuasa untuk menguduskan dan menyempurnakannya. Dalam kelemahannya, Tuhan sendiri yang akan menguatkan. Betapa menguatkan bagi para imam hari ini ketika Tuhan berkata kepada nabi Elia: “Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.” (Yer 3:15). Tuhan yang memilih, Tuhan yang mengangkat sebagai gembala, Tuhanlah yang memberikan pengetahuan dan pengertian. Sebab itu, percayalah kepada Tuhan bahwa di balik kelemahan seorang imam selaku gembala, ada kekuatan Tuhan yang luar biasa, yang tersembunyi dan pasti terpancar keluar dari dalam dirinya. Imam adalah milik Tuhan dan Tuhan memberikannya kepada manusia sebagai abdi, gembala berbau domba.

Tuhan memberkati kita semua dan doakanlah kami para imammu, gembalamu.

PJ-SDB