Tuhan sungguh murah hati
Dalam suatu acara rekoleksi bersama, saya mengundang para konfrater supaya masuk kembali ke kamarnya masing-masing. Mereka di harapkan mengamati segala sesuatu di depan pintu, saat membuka pintu dan melihat isi kamarnya, membuka lemari pakaian dan melihat semuanya, kemudian menghitung manakah barang yang mereka bawa dari rumah sendiri dan mana yang mereka terima ketika sudah menjadi anggota Kongregasi. Setelah itu kami berkumpul bersama dan membagi pengalaman unik SKP alias ‘Survey Kamar Pribadi’. Semua konfrater mengakui dengan jujur bahwa semua yang ada di kamar diterima di dalam kongregasi. Ada seorang konfrater yang mangatakan: “Saya menerima dari keluarga saya yang terbaik yaitu diri saya, dan barang-barang yang saya bawa karena saya biarawan. Kalau bukan biarawan mereka tidak akan memberi yang terbaik. Saya menerima barang dari orang-orang lain karena saya biarawan. Sampai saat ini saya tidak mengalami kekurangan apapun karena Tuhan menggerakan hati orang untuk melengkapinya. Tuhan sungguh murah hati dan saya juga harus bermurah hati.” Semua anggota komunitas mengangguk-angguk tanda setuju.
Saya mengingat pengalaman sederhana ini lima belas tahun silam tetapi sangat mendidik. Saya membagikannya kembali kepada para konfrater saya saat ini. Kali ini dengan orang-orang yang berbeda. Dan saya mengingatkan mereka semua: “Di masa covid-19 ini banyak orang di luar tembok biara itu menderita, serba kekurangan ini dan itu. Mereka harus berpikir apakah mereka bisa makan atau tidak, bisa membeli ini dan itu atau tidak. Kita sudah meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus maka Dia sungguh bermurah hati dengan kita melalui para penderma, orang-orang yang bermurah hati untuk menolong kita. Itu sebabnya ketika masuk ke ruang makan, ada air bersih untuk diminum, ada sesuap nasi untuk disantap. Tugas kita adalah bersyukur atas kemurahan hati Tuhan melalui sesama yang membanting tulang untuk ikut membahagiakan kita.”
Dalam semangat Sabda Tuhan pada hari ini, saya secara istimewa berterima kasih kepadamu, juga seluruh keluargamu yang dengan caranya sendiri menunjukkan kemurahan hati Tuhan melalui bala bantuan untuk karya dan pelayanan komunitas. Anda tentu sudah lupa aka napa yang sudah anda berikan dalam bentuk materi, dalam bentuk doa dan nasihat serta kritik yang mendewasakan. Anda lupa tetapi kami tidak lupa dan selalu bersyukur dan mendoakanmu kepada Tuhan. Kemurahan hatimu menjadi doa syukur kami kepada Tuhan bagimu untuk selalu bermurah hati selamanya. Selama Tuhan masih terus bermurah hati maka janganlah berhenti untuk bermurah hati.
Doa: Tuhan, saya mengucapkan terima kasih kepada-Mu karena Engkau sungguh murah hati. Semoga hari ini saya belajar untuk bermurah hati kepada sesama saya, terutama memperhatikan mereka yang sangat membutuhkan pertolongan. Semoga saya menjadi perpanjangan tangan-Mu sendiri. Amen.
Tuhan memberkati, Bunda Maria mendoakan.
P. John Laba, SDB