Orang Kudus Salesian:
Beato Alberto Marvelli
Selama beberapa hari terakhir ini kita mendapat banyak informasi tentang seorang Beato Millenial bernama Carlo Acutis. Beliau adalah seorang remaja berkebangsaan Italia yang lahir pada tanggal 3 Mei 1991 dari pasangan Andrea Acutis dan Antonia Salzano. Carlo dikenal sebagai seorang gamer dan programmer Komputer, menyukai sepak bola dan Sakramen Ekaristi. Sangat disayangkan karena ia menderita Leukemia. Namun ia berjanji untuk mempersembahkan sakit penyakitnya ini bagi Paus Benediktus ke-XVI dan seluruh Gereja Katolik. Carlo meninggal dunia pada tanggal 12 Oktober 2006 dan dimakamkan di Asisi atas permintaannya. Konon ia sangat mencintai Santo Fransiskus dari Asisi. Paus Fransiskus membeatifikasinya pada tanggal 10 Oktober 2020 di kota Asisi.
Pada hari ini, Keluarga besar Salesian di seluruh dunia juga mengenang seorang Beato yang mewujudkan prinsip dan komitmen Don Bosco untuk membina kaum muda supaya menjadi warga negara yang jujur dan orang kristiani yang baik. Orang kudus yang saya maksudkan adalah Beato Albertus Marvelli. Siapakah Beato Albertus yang meninggal pada usia 28 tahun ini?
Oratori di Rimini
Albertus Marvelli dilahirkan di Ferrari pada tanggal 21 Maret 1918. Ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. Kontak pertama dengan para Salesian adalah ketika keluarganya berpindah dari Ferrari ke kota Rimini. Di tempat yang baru ini, Albertus aktif mengikuti berbagai kegiatan di oratorium komunitas Salesian Rimini. Hal yang menarik perhatian adalah Albertus selalu bersedia melayani dan menjadi seorang katekis dan pemimpin, boleh dikatakan sebagai tangan kanan para Salesian. Dia suka dan mampu bermain untuk semua jenis cabang olahraga yang ada di oratorium. Dia menjadikan St Dominikus Savio dan Pier Giorgio Frassati sebagai modelnya. Pada usia 17 tahun dia menuliskan recana hidupnya dalam sebuah buku hariannya; dan ini menjadi momen untuk memperbarui hidupnya.
Aksi Katolik sebagai salah satu kegiatannya
Pada saat itu ia sempat bergabung dengan kelompok di oratorium Rimini yang bertugas untuk melakukan berbagai aksi Katolik. Dalam waktu yang singkat, ia menjadi ketua kelompok ini di parokinya. Dia bahkan menawarkan pelayanannya kepada Gereja di kota Rimini dan dipercayakan sebagai wakil presiden untuk Aksi Karitas Katolik di tingkat keuskupannya. Sebagai seorang mahasiswa fakultas teknik di Bologna, ia berpartisipasi aktif dalam FUCI (Federazione Universitaria Cattolica Italiana) atau Persatuan Mahasiswa Katolik Italia dan tetap setia dalam Misa hariannya.
Bekerja di FIAT, Turin
Pada bulan Juni 1942 Albertus menyelesaikan kuliahnya dan mulai bekerja perusahaan Fiat, di Turin. Dia sempat mengikuti sukarelawan dalam dinas militer di Trieste, dan berhasil membawa banyak temannya untuk mengikuti Misa. Selama Perang Dunia Kedua Albertus menjadi rasul di kalangan kaum terlantar dan kaum papa miskin.
Pegawai di kota Rimini
Setelah para Sekutu tiba di kota Rimini, Albertus ditunjuk sebagai anggota dewan perwakilan Kota Rimini, khususnya pada departemen yang bertanggung jawab untuk membangun kembali kota Rimini, dan sekaligus sebagai insinyur Teknik sipil yang bertanggung jawab atas pembangunan sipil: “Orang miskin ada di depan pintu kita” katanya; “mereka yang lain bisa menunggu”.
Calon wali kota dari Partai Demokrat Kristen
Dia menyatakan setuju untuk mencalonkan diri sebagai calon walikota dari partai Demokrat Kristen. Dia diakui sebagai seorang Kristen yang berkomitmen oleh semua orang, tetapi tidak pernah memecah belah, bahkan salah satu lawan komunisnya berkata: “Saya tidak keberatan jika partai saya kalah, selama Insinyur Marvelli menjadi Walikota”.
Bertumbuh dalam Ekaristi
Bapa Uskup menunjuknya sebagai presiden bagi alumni universitas Katolik. Devosinya kepada Bunda Maria dan Sakramen Ekaristi benar-benar menjadi pilar pendukung hidupnya: “Betapa dunia baru yang terbuka bagiku untuk merenungkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus”, tulisnya dalam buku hariannya. Setiap kali saya menerima Komuni Kudus, setiap kali Yesus dalam keilahian dan kemanusiaan-Nya masuk ke dalam diri saya, bersentuhan dengan jiwa saya, itu membangkitkan ide-ide suci dalam diri saya, nyala api yang membara dan membakar, tetapi membuat saya sangat bahagia!”
Menjadi Orang Kristen yang baik dan warga negara yang jujur
Albertus meninggal dunia ketika dia ditabrak oleh truk tentara Italia pada tanggal 5 Oktober 1946. Dia, sebagaimana dikehendaki oleh Don Bosco, menjadi seorang Kristen yang baik dan warga negara yang jujur, serta berkomitmen pada Gereja dan masyarakat dengan hati sebagai Salesian. Saat masih muda, ia memiliki moto: “Kita maju atau mati”.
Albertus dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II, pada tanggal 5 September 2004 di Loreto, Italia.
Beato Albertus Marvelli, doakanlah kami. Amen
P. John Laba, SDB