Homili 5 Desember 2020

Hari Sabtu Pekan Adventus I
Yes 30:19-21.23-26
Mzm 147: 1-2.3-4.5-6
Mat 9:35-10:6-8

Mengalami Kerahiman Allah

Adalah Paus Fransiskus. Dalam Bulla Misercordiae Vultus, beliau menulis: “Kerahiman adalah tindakan utama dan tertinggi dengan mana Allah sendiri datang untuk menjumpai kita melalui Yesus Kristus.” (MV,2). Tuhan Allah kita yang hadir dalam diri Yesus Kristus tidak pernah tinggal diam. Dia selalu aktif bukan pasif. Dia selalu berkeliling dan berbuat baik, sebagai tanda menghadirkan kerahiman Allah di dunia ini. Ketika melihat orang banyak, hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan. Maka Yesus sungguh-sungguh menunjukkan belas kasih Allah kepada manusia. Belas kasih Allah itu masuk dalam pengalaman hidup bukan hanya dalam pikiran saja.

Pada hari ini kita mendengar sebuah kisah Injil yang indah. Tuhan Yesus Kristus, sang Anak Tunggal Allah Bapa berkeliling ke semua desa dan kota. Ia berkeliling sambil berbuat baik dengan kegiatan-kegiatan yang terbaik: mengajar dalam rumah-rumah ibadat, mewartakan Injil Kerajaan surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Ini adalah misi Yesus yang kiranya tetap menjadi misi Gereja sepanjang zaman. Ketika melihat orang-orang yang datang kepada-Nya, Ia senantiasa menunjukkan belas kasih dan kerahiman-Nya kepada mereka semua. Ia sendiri menyaksikan betapa banyak orang yang terlantar laksana domba tanpa gembala. Yesus menunjuk diri-Nya sebagai Gembala yang baik, yang mengenal dan merawat domba-domba-Nya.

Pada zaman ini rasanya perkataan Yesus ini benar dan nyata sekali. Lebih lagi pada masa pandemi ini, banyak orang kelihatan seperti domba tanpa gembala. Banyak umat yang hampir setahun ini tidak memiliki kesempatan untuk beribadah, menerima komuni kudus, mengaku dosa dan lain sebagainya. Maka ada umat yang sungguh merasa seperti domba tanpa gembala. Para gembala mungkin sedang melakukan tugas kegembalaan mereka melalui pertemuan daring dan misa daring. Mungkin juga para gembala sibuk sendiri di depan gadget, asyik bergowes ria, mengurus ternak seperti burung, ular, anjing, kucing dan merawat tanaman sehingga lupa pada tugas yang sebenarnya. Perilaku gembala ini memang sangat manusiawi tetap nyata dan terang benderang di depan mata kita. Maka tidaklah mengherankan ketika ditemukan banyak domba tanpa gembala.

Tuhan Yesus juga mengingatkan para murid untuk ikut berpartisipasi dalam karya belas kasih Allah. Orang-orang yang dipanggil dan dipilih Allah merupakan ‘limited edition’. Para pilihan Allah adalah pekerja milik Tuhan. Maka Gereja memiliki tugas untuk berdoa, memohon supaya Tuhan mengirim pekerja pilihan-Nya untuk melayani Gereja. Inilah perkataan Yesus: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat 9:37-38). Tugas para pilihan adalah bahwa dengan kuasa Tuhan Yesus mereka dapat mengusir roh-roh jahat, dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Hal yang perlu dimiliki oleh mereka semua adalah memiliki hati sebagai gembala yang murah hati. Mereka harus berprinsip “telah menerima dengan cuma-cuma sehingga mereka juga patut memberi pula dengan cuma-cuma. Nah kerahiman Allah sungguh menjadi nyata dalam karya pelayanan dengan hati sebagai gembala yang baik.

Nabi Yesaya dalam bacaan pertama memberi gambaran tentang Allah Yang Maharahim kepada umat Israel: mereka tidak akan terus menangis karena Tuhan sendiri akan mengasihani mereka. Ketika mereka berseru dalam doa dan ucapan syukur maka Tuhan akan mendengar dan menjawab teriakan umat-Nya. Tuhan tetaplah menjadi gembala yang baik, yang menunjukkan jalan yang benar. Tuhan menunjukkan kerahiman-Nya dengan memberikan roti dan air, mencurahkan hujan untuk menghidupkan dan menyuburkan segala jenis tanaman yang pada gilirannya akan memberi makan kepada manusia. Dan bukan hanya manusia, ternak-ternak peliharaan akan ikut mendapatkan makanan. Tuhan juga memberikan air dari gunung-gunung yang tinggi dengan mengalirkannya melalui sungai-sungai. Dia yang membalut luka umat-Nya ketika mereka menderita. Di sini kita melihat wajah Allah sebagai gembala yang baik, dan penuh kerahiman kepada manusia.

Pada hari ini kita semua sangat dikuatkan oleh Tuhan melalui Sabda-Nya.Tuhan kita adalah kerahiman dan Ia tetap menunjukkan kerahiman-Nya kepada kita. Tuhan adalah Gembala baik yang membantu kita untuk ikut terlibat aktif sebagai gembala yang baik bagi sesama manusi. Maka kita sebagai Gereja haruslah menjadi gembala berbau domba. Gembala berbau domba itu selalu menunjukkan kepeduliaan kepada sesama manusia yang sangat membutuhkan.Wujud nyata kerahiman Allah masa kini yakni berbagi dan peduli dengan hidup sesama manusia sehingga mereka juga sungguh-sungguh hidup sebagai manusia yang bermartabat.

PJ-SDB