Eish dasar pebinor!
Saya sedang menunggu penerbangan lanjutan ke kota yang hendak saya tujui. Tiba-tiba saya terkejut karena seorang bapa yang dari tadi menelpon dengan wajah serius berbicara dengan suara meninggi: “Eish goblok! Dasar pebinor!” kemudian dia melanjutkan dengan menyebut nama penghuni kandang. Saya duduk sambil berpikir mungkin dia sedang marah karena lelaki di ujung telpon itu berselingkuh dengan istrinya atau benar-benar merebut istrinya. Saya merasa iba dengan keadaan keluarga bapa yang sedang emosi ini, terutama anak-anak yang tidak bersalah, harus menjadi korban keegoisan orang tuanya.
Saya merasa yakin bahwa telinga kita tidak asing lagi dengan istilah pebinor dan pelakor. Istilah pebinor secara umum ditujukan kepada laki-laki ‘perebut bini orang’. Istilah ini digunakan untuk laki-laki yang melakukan hubungan khusus dengan wanita bersuami. Demikian juga istilah pelakor atau ‘perebut laki orang’. Istilah ini digunakan untuk seorang perempuan yang menjalin hubungan spesial dengan laki-laki yang sudah beristri. Dalam masyarakat kita, kasus seperti ini masih banyak. Bahkan para public figure tertentu memiliki kecenderungan seperti ini. Kalau saja dia punya uang maka segala-galanya dapat dimiliki dan dinikmati. Maka soal dosa itu biasa saja. Sangat disayangkan karena orang tidak lagi memiliki perasaan malu kalau disebut pelakor atau pebinor.
Pada hari ini kita semua mendengar kisah pebinor dan pelakor di dalam Injil. Mereka adalah pasutri baru Herodes Antipas (singkatan dari Antipatros) dan Herodias. Herodes Antipas ini adalah putera raja Herodes Agung. Dia menggantikan Herodes Agripa I sebagai raja wilayah Galilea dan Perea pada abad pertama Masehi, dan bergelar Tetrarki. Herodes Antipas mula-mula menikah dengan Phasaelis, putri Aretas IV Philopatris dari Nabatea. Ia kemudian menceraikan istri pertamanya ini karena mau menikahi Herodias, istri saudaranya, Herodes Filipus I. Herodes Filipus I sendiri tinggal di kota Roma sebagai warganegara biasa. Istrinya bernama Herodias dan putrinya bernama Salome. Herodes Antipas mengambil Herodias dan membiarkan Herodes Filipus ini tinggal sendirian di Roma. Maka Herodes Antipatros ini benar-benar pebinor sehingga di tegur Yohanes Pembaptis: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” (Mrk 6:18).
Herodias adalah seorang perempuan Yahudi. Ayahnya bernama Aristobulus IV. Aristobulos IV adalah satu dari dua putra Herodes Agung yang menikah dengan Mariamne I, istri keduanya yang adalah putri Hasmonean. Ibunyha bernama Berenice. Berenice adalah putri Salome I, saudara perempuan raja Herodes Agung dengan Costabarus, gubernur daerah Idumea. Herodias ini menikah dengan dua putra Herodes Agung yang berbeda. Perkawinan pertamanya dengan Herodes II atau Herodes Filipus I. Perkawinan mereka membuahkan seorang putri bernama Salome. Perkawinan berakhir dengan perceraian. Herodes Filipus I tetap tinggal di kota Roma sebagai warganegara biasa. Setelah bercerai, Herodias menikah dengan Herodes Antipas. Penyebab perceraian kemungkinan karena Herodes Antipas sudah masuk sebagai ‘orang baru’ dalam keluarga ini. Herodes Antipas memiliki kuasa, sedangkan Herodes Filipus hanya warna negara biasa. Herodias adalah pelakor karena mantan istri Herodes Antipas akhirnya kembali ke ayahandanya Aretas IV di Nabatea dan berusaha menyerang kekuasaan mantan suaminya dan berhasil mengalahkannya.
Kisah-kisah pelakor dan pebinor dalam keluarga Herodes ini menyebabkan terjadi kemartiran Yohanes Pembaptis. Sejarahwan Flavius Yosefus mengatakan bahwa kekalahan Herodes Antipas atas serangan keluarga mantan istrinya berkaitan erat dengan tindakan kemartiran Yohanes Pembaptis.
Terlepas dari kisah-kisah ini, kita semua belajar bahwa menghargai keluarga, mencintai keluarga itu penting. Ada suami dan istri yang terlalu egois sehingga mengorbankan anak-anak mereka. Mungkin saja anda berbahagia dengan pasangan baru hasil pelakor dan pebinor tetapi anak-anak yang tidak bersalah mengalami luka bathin yang berkepanjangan. Maka bagi saya kisah injil ini memiliki nilai edukasi yang bagus untuk kita semua.
St. Yohanes Pembatis, doakanlah kami. St. Agatha doakanlah kami. Amen.
P. John Laba, SDB