Hari Minggu Palma 2021
Yoh. 12:12-16 (Injil sebelum perarakan Palma)
Rajamu datang!
Pada hari ini kita memulai pekan suci. Boleh dikatakan pekan suci kedua di masa pandemi. Tentu saja tidak ada banyak perarakan daun palma dengan iringan nada hosana seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun diharapkan supaya setiap pribadi tetap merasakannya di dalam hati dengan seruan istimewa: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” (Yoh 12:13). Sebuah seruan yang dapat diucapkan di dalam hati atau dengan suara lantang untuk menyambut sang raja mulia yang datang dalam nama Tuhan. Bacaan Injil pengantar yang mengantar umat untuk masuk ke dalam Gereja dengan daun palma di tangan masing-masing, mengingatkan kita pada orang-orang Yerusalem yang menunjukkan sukacitanya dalam menyabut Yesus sang Raja.
Pagi ini seorang sahabat mengirim kepada saya sebuah lagu yang mirip dengan lagu dari Madah Bakti no. 395. Lagu ini dilantukan dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Saya merasa yakin bahwa pada hari ini, banyak di antara kita juga menyanyikannya sambil mengenang masa-masa indah saat ada perarakan daun palma di halaman gereja paroki masing-masing sambil menyanyikan lagu ini: “Dikala Yesus disambut di gerbang Yerusalem. umat bagai lautan dengan palma ditangan. Dikala Yesus disambut di gerbang Yerusalem. Umat bagai lautan dengan palma ditangan. Gemuruh sorak dan sorai “Kristus Raja Damai”. Yerusalem.. Yerusalem.. Lihatlah Rajamu. Hosanna.. terpujilah.. Kristus Raja Mahajaya. Yerusalem.. Yerusalem.. Lihatlah Rajamu. Hosanna.. terpujilah.. Kristus Raja Mahajaya.”
Semua ini membangkitkan ingatan-ingatan kita akan perayaan pembukaan pekan suci yang meriah. Meskipun kita masih berada dalam masa pandemi, namun saya tetap merasa yakin bahwa antusias di kedalam hati setiap umat pasti tetap ada. Tuhan pasti tetap membimbing dan mengarahkan supaya menyambut-Nya dengan meriah di dalam hati kita.
Penginjil Yohanes mengisahkan kepada kita dalam bacaan Injil bagaimana Yesus melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk menghadiri perayaan Paskah orang Yahudi. Ketika orang mengetahui kehadiran Yesus, mereka mengeluh-eluhkan Dia sebagai raja. Penginjil Yohanes menceritakan begini: “Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” (Yoh 12:13). Pasti kita bertanya-tanya mengapa daun palem yang dipakai untuk mengiringi Yesus masuk ke kota Yerusalem atau kota damai? Daun palem merupakan simbol kemenangan. Di dalam gereja Katolik, daun palem biasanya digunakan untuk menyatakan kemenangan para martir atas kematiannya. Tuhan Yesus Kristus sendiri membantu kita untuk memahami hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Tidak hanya berhenti pada kematian, tetapi juga kebangkitan-Nya yang jaya di Yerusalem.
Daun palem berwarna hijau. Warna hijau memberi harapan akan sebuah kegembiraan atau sukacita. Warna hijau merupakan warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Maka di sini muncul sebuah analogi yakni simbol kemenangan musim semi atas musim salju sama dengan kehidupan menang atas kematian. Pada hari Minggu Palma ini umat melambai-lambaikan daun palemnya sambil bernyanyi. Hal ini menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem. Kita juga memiliki orientasi yang jelas bahwa pada saatnya nanti kita juga akan memasuki Yerusalem abadi dengan sukacita.
Apakah para murid menyadari peristiwa ini? Pada saat itu para murid benar-benar manusia yang lemah. Mereka hanya menyaksikan dan mengagumi tanpa mengerti apa-apa. Penginjil Yohanes bersaksi: “Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.” (Yoh 12:16). Saya merasa yakin bahwa hal yang sama juga terjadi dengan kita yang bisa menyanyi dengan suara lantang hosanna tetapi tidak memahami maksud kita menyanyikan lagu hosanna tersebut. Ingatlah bahwa kata hosanna (dalam Bahasa Latin ‘osanna’, Bahasa Yunani ὡσαννά, hōsanná) itu berasal dari kata berbahasa Ibrani הושיעה־נא, הושיעה נא hôšîʿâ-nā yang artinya “selamat, menyelamatkan, juruselamat”. Hari ini kita memulai pengalaman akan keselamatan kita.
Selamat mengiringi Tuhan Yesus memasuki kota damai, Yerusalem dalam pekan suci ini.
P. John Laba, SDB