Food For Thought: Teruslah bekerja

Teruslah berkarya!

John Ruskin adalah salah seorang kritikus seni terkemuka di Inggris (1819-1900). Beliau pernah berkata: “Penghargaan paling tinggi bagi seorang pekerja keras bukanlah apa yang dia peroleh dari pekerjaan itu, tapi menjadi seperti apa dia dengan kerja kerasnya itu.” Perkataan seorang Ruskin ini sangatlah sederhana tetapi memiliki makna yang sangat mendalam. Orang tidak bekerja karena demi penghasilannya atau apa yang diperolehnya. Hal yang lebih penting adalah dari pekerjaan-pekerjaan orang itu kita dapat mengetahui siapakah orang itu sebenarnya. Misalnya karakter seseorang dapat terbaca melalui karya tangannya. Tentu kalau karya itu terbaik maka orang akan tetap mengenang dan belajar dari hasil karyanya itu. Saya banyak tahun ikut mendampingi para calon bruder dan pastor. Saya bisa mengenal mereka lebih baik bukan hanya di kelas tetapi lebih lebih saat mereka melakukan pekerjaan manual dan saat bermain bersama di lapangan. Di sana saya bisa melihat orang itu bersikap sosial atau egois. Ini sekedar sebuah contoh sederhana.

Mengapa bekerja itu penting sekali bagi kita? Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan mulia dari sebuah pekerjaan yang dilakukan manusia adalah Pertama, supaya manusia itu terlibat dalam diri Tuhan Allah sang Pencipta yang senantiasa mencipta. Kedua, supaya manusia sungguh-sungguh menjadi manusia karena yang bekerja hanyalah manusia. Maka sebagai manusia kita memang haru bekerja supaya bisa hidup dan semakin menjadi manusia! Orang yang tidak dapat bekerja akan mengalami desolasi dalam hidup pribadi dan karya-karyanya. Maka pertanyaan bagi kita adalah sungguhkah kita mencintai pekerjaan-pekerjaan kita? Apakah kita terus bersemangat dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan kita kapan dan di manapun kita berada?

Saya merasa disapa oleh Tuhan pada hari ini melalui kesaksian santo Paulus. Dalam amanat perpisahannya dengan jemaat di Efesus Paulus mengatakan: “Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kis 20:34-35). Paulus adalah seorang rasul dan misionaris Agung yang memiliki kemandirian yang luar biasa. Dia bersaksi bahwa ia menggunakan tangannya untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya dan rekan seperjalanannya. Paulus juga bekerja dengan menolong mereka yang lemah. Prinsip penting adalah lebih baik memberi dari pada menerima. Ini suatu kebahagiaan bagi yang memberi dengan sukacita.

Pengalaman Paulus mirip dengan pengalaman Yesus sendiri. Sebagai Imam Agung, Ia mendoakan jemaat untuk tetap mendapat pemeliharaan dari Bapa, mereka dapat dikuduskan dalam kebenaran karena Sabda (Yoh 17:11-19). Yesus sendiri tidak sekedar berbicara. Ia juga melakukannya di dalam hidup-Nya. Ia menguduskan diri-Nya bagi kita supaya kita juga dikuduskan di dalam kebenaran. Semua ini menjadi nyata dalam suatu pekerjaan yang tidak lain adalah Penebusan yang berlimpah. Tuhan Yesus memberi teladan bagi kita untuk mendoakan Gereja, kita semua menuju kepada kekudusan dalam kebenaran.
Pada hari ini Tuhan menyapa kita untuk menggunakan waktu hidup kita supaya terus bekerja dan melayani Tuhan dan sesama. Bekerjalah, cukupkanlah diri kita dengan setiap pekerjaan yang kita lakukan untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan banyak orang.

Tuhan memberkati, Bunda Maria mendoakan.

P. John Laba, SDB