17 Desember 2021
Hari Biasa Khusus Adven
Kej. 49:2,8-10;
Mzm. 72:1-2,3-4ab,7-8,17;
Mat. 1:1-17
Yesus Penyelamat kita
Kita semakin dekat mengenang kelahiran Yesus Kristus di Hari Raya Natal. Bacaan-bacaan Kitab Suci dalam Luturgi mengantar kita perlahan-lahan untuk merayakan hari Raya Natal dengan penuh syukur dan sukacita. Pada hari ini, 17 Desember kita sekali lagi membaca silsilah Yesus untuk menunjukkan bahwa Tuhan Allah dalam mewujudkan karya keselamatan manusia, Ia memakai cara yang unik. Ia sungguh-sungguh Allah namun merelakan diri untuk menjadi manusia dan tinggal bersama kita. Dialah Imanuel, Allah beserta kita. Dalam silsilah Yesus ini, kita semakin mendapat kesadaran dari Tuhan bahwa Dia sangat mengasihi kita dan bahwa keselamatan untuk semua orang.
Saya tertarik dengan nama dua orang yang disebutkan dalam bacaan-bacaan Kitab Suci yakni Yehuda dan Yesus. Siapakah Yehuda itu? Yehuda adalah nama Putera ke empat buah kasih Yakub (Kej. 29:35; 35:23) dan Lea (Kej 29:35; 35:23). Nama “Yehuda” ( יְהוּדָה – Yehudah) yang berarti ‘bersyukur’, yang akar katanya dari יָדָה – (Yadah) – bentuk infinitif-nya: לְהוֹדוֹת – Lehodot, yang artinya ‘dia bersyukur atau dia memuji’. Ia menikahi Syua – Kejadian 38: 3-5, 27-30 (berhubungan dengan Tamar). Anak laki-laki: Er, Onan, Sela, Peres dan Zerah (Kej 38:3-5, 27-30). Nama sosok kedua adalah Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus sungguh Allah dan sungguh manusia. Sebagai manusia, Yesus memiliki silsilah keturunan yang jelas, ada orang baik, ada juga orang berdosa yang menjadi bagian dari nenek moyang Yesus. Ia datang untuk menyelamatkan semua orang.
Mari kita memandang Yehuda. Dari namanya, dia mengajar kita untuk tahu bersyukur kepada Tuhan. Yakub menjelang saat-saat terakhir hidupnya, ia menubuatkan masa depan Yehuda di hadirat saudara-saudaranya. Yakub mengatakan beberapa hal penting menyangkut puteranya Yehuda sebagai wasiat (Kej. 49:8-12: Pertama, Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Kedua, Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia (Shiloh = Mesias) datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. Ketiga, Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu. Dari perkataan Yakub ini, ada satu perkataan yang memiliki makna yang mendalam yakni tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda. Dari Yehudalah kita melihat garis keturunan Mesias.
Dalam bacaan Injil kita mendengar silsilah Yesus Kristus yang disapa sebagai Anak Daud. Kita membaca nama-nama keturunan manusia: “Empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.” (Mat 1:17). Dari daftar nama-nama kita mengenal nama pria dan wanita yang memiliki masa lalu yang kelam. Sebagai contoh Abraham sebagai Bapa segala bangsa. Sebanyak dua kali Abraham berbohong tentang hubungannya dengan Sara demi melindungi dirinya sendiri ketika berada di daerah yang berbahaya (Kej. 12:10-20; 20:1-18). Dalam kedua peristiwa ini, Allah melindungi dan memberkati Abraham meskipun imannya sedang surut. Kita memahami frustrasi Abraham dan Sara karena tidak dapat menghasilkan keturunan. Sara mengusulkan supaya Abraham berhubungan intim dengan hambanya, Hagar, agar anak mereka dianggap milik Sara; Abraham menyetujui permintaan itu (Kejadian 16:1-15). Abraham berzinah. Kita juga mengenal Daud. Raja Daud menginginkan Batsyeba (2 Sam 11) dan merencanakan kematian Uria (2Sam 11: 16-27).
Kita juga membaca nama empat perempuan yang hidupnya dalam dosa dan sebagai wanita asing di Israel. Inilah nama keempat wanita itu: pertama, Tamar (perempuan Kanaan, Matius 1:3). Tamar, untuk mendapatkan keturunan dari Yehuda, ia menyamar menjadi seorang pelacur kuil ( קְדֵשָׁה – qedeshah). Kedua, Rahab (perempuan Kanaan, Matius 1:5). mantan perempuan sundal (Yosua 2:1). Ketiga, Rut (perempuan Moab, Matius 1:5), dan keempat, Batsyeba. Sewaktu masih menjadi istri Uria, dia berzinah dengan Daud. Walau akhirnya selepas kematian Uria, ia menjadi istri bagi Daud dan ia melahirkan Salomo dan Natan dari Daud. Kedua nama Salomo dan Natan menjadi dasar silsilah Yesus Kristus, dimana Matius mengurut silsilah Kristus dari garis Salomo, sedangkan Lukas mengurut silsilah Kristus dari Natan. Penginjil Matius tampak sengaja tidak menulis nama Batsyeba, dan menggantinya dengan menulis “isteri Uria” (Mat 1:6). Nah lihatlah bahwa ada tiga dari perempuan-perempuan itu memiliki catatan buruk yakni Tamar, Rahab, dan Batsyeba. Hanya Rut yang baik track-record-nya.
Tuhan memiliki maksud yang luhur dari nama-nama yang masuk di dalam silsilah Yesus. Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Dia sendiri berkata: “Aku datang bukan untuk memanggil orang-orang yang menganggap dirinya sudah baik, melainkan orang-orang yang berdosa supaya mereka bertobat dari dosa.” (Luk 5:32). Tuhan Yesus juga menunjukkan diri-Nya sebagai sungguh Allah dan sungguh manusia. Dia sebagai manusia karena memiliki asal-usul yang jelas dan bahwa nama-nama yang disebutkan itu pernah hidup di dunia ini. Yesus menjadi satu-satunya penyelamat kita.
P. John Laba, SDB