Homili Hari Jumat, Pekan Biasa ke-2
Hari Ketiga Pekan Doa sedunia
Ibr. 8: 6-13
Mzm. 85:8,10,11-12,13-14
Mrk. 3:13-19
Menjadi rekan kerja yang terbaik
Regenerasi adalah sebuah kata yang sudah lazim dalam hidup sehari-hari. Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan salah satu arti pentingnya yakni penggantian generasi tua kepada generasi muda atau bisa juga disebut peremajaan antar generasi. Untuk melakukan regenerasi memang perlu sebuah persiapan yang baik dan matang dalam diri setiap pribadi. Generasi tua harus tahu diri bahwa ada saatnya untuk memberi kepercayaan kepada generasi muda, dan generasi muda juga tahu diri bahwa dia harus meneruskan tongkat estafet dari generasi sebelumnya. Regenerasi memang mengandaikan kemampuan individu untuk mematikan sikap egoisnya. Mengapa? Karena selagi sikap egois itu masih melekat kuat di dalam dirinya maka akan sulit bagi generasi tua untuk melepaskan tugasnya dan generasi muda untuk menerima peralihan tugas itu. Terkadang kebiasaan post power syndrome masih kelihatan nyata dalam diri generasi tua yang dapat memiskinkan pengalaman generasi muda atau bahkan mematikan semangat generasi muda. Generasi tua sulit memberikan penguatan kepada generasi muda untuk meneruskan suatu penugasan tertentu. Generasi muda sendiri belum siap secara mental untuk menerima penugasan baru yang diberikan kepadanya. Tentu saja semua ini akan kelihatan di dalam kinerja atau performance masing-masing individu. Maka semua fenomena ‘generation gap’ dan ‘clash of the generations’ di tempat kerja tidak dapat dihindari di setiap tempat dan waktu.
Tuhan Yesus sebenarnya sudah memikirkan hal-hal seperti ini dalam konteks pelayanan, pewartaan Injil dan upaya melakukan semua pekerjaan untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Sejak awal Dia sudah terinspirasi oleh semua yang sudah dirintis oleh Bapa di Surga yang pernah memilih para Bapa bangsa, imam, hakim, nabi dan raja sebagai rekan kerja-Nya dalam dunia Perjanjian Lama. Sebab itu ketika memulai karya di depan umum, Tuhan Yesus membutuhkan manusia sebagai rekan kerja-Nya. Sambil berjalan-jalan dalam lorong-lorong kehidupan manusia, Ia mengobservasi, membuat discernment sampai pada sebuah keputusan yang bulat untuk memanggil dan memilih nama-nama pribadi yang tepat untuk menjadi rekan kerja-Nya.
Penginjil Markus memberi kesaksian bahwa Tuhan Yesus memiliki cara untuk menyeleksi siapakah pribadi yang tepat untuk menjadi rekan kerja-Nya. Ia ‘naik ke atas bukit’ sebuah tempat yang lebih tinggi dan dapat melihat semua orang yang datang kepada-Nya. ‘Naik ke atas bukit’ dapat menjadi simbol penting dari sebuah perjumpaan dengan Bapa dalam Roh sebelum memanggil, memilih dan menetapkan ‘orang-orang yang dikehendaki-Nya’ supaya mereka ‘datang kepada-Nya’. Jadi semua ini bukan semata-mata keputusan-Nya sebagai Anak tetapi keputusan bersama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Apa yang menjadi concern Yesus dalam memberi penugasan kepada para pilihan-Nya ini? Perhatikan perkataan Penginjil Markus ini: “Yesus menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.” (Mrk 3:14-15). Jadi para pilihan ini bertugas untuk menyertai Yesus, memberitakan Injil, dan menerima kuasa untuk mengusir setan. Ini adalah tugas penting yang harus dilakukan seorang rekan kerja Yesus. Semua pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka adalah pekerjaan Tuhan Yesus sendiri.
Lalu siapakah mereka yang dipanggil dan dipilih Yesus menurut kehendak-Nya itu? Mereka adalah keduabelasan berikut ini: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.” (Mrk 3:16-19). Perhatikan ada nama-nama yang ada penjelasan dan ada yang tidak dijelaskan. Ada di antara mereka yang namanya disertai penjelasan singkat, misalnya: Simon yang diber-Nya nama Petrus atau Kefas. Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, Yakobus anak Alfeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia. Arti semuanya ini bahwa masing-masing orang yang terpanggil ini memiliki kekhususan yang hanya diketahui dan dikehendaki Yesus.
Panggilan dan pilihan para rekan kerja Yesus ini semata-mata karena kasih dan kemurahan Tuhan Yesus sendiri. Tidak ada paksaan atau ‘KKN’ dari dan dengan siapapun. Semuanya ini sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. Nama-nama mereka yang disebutkan di atas bukanlah orang yang hebat-hebat. Mereka adalah orang-orang kecil dan lemah dari semua orang besar dan kuat. Tuhan Yesus menyatakan syukur-Nya: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Mat 11:25). Orang kecil di sini adalah para pilihan-Nya yang menjadi rekan kerja selama dan setelah hidup-Nya di atas dunia ini.
Para pilihan Yesus tidak akan mengerjakan pekerjaan mereka sendiri. Mereka melakukan pekerjaan Yesus yang tidak lain adalah pekerjaan Bapa sendiri. Mereka akan meneruskan ‘Perjanjian baru’ yang diikat Bapa di dalam diri Yesus Putera-Nya. Para murid Yesus ini akan mengatakan kepada dunia tentang wajah Perjanjian Baru yang Bapa berikan melalui Yesus Kristus Putera-Nya. Inilah bunyi Perjanjian Baru itu: “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” (Ibr 8:10-12). Isi Perjanjian Baru ini yang menjadi ‘Injil’ yang diwartakan oleh para murid Yesus.
Isi ‘Perjanjian Baru’ dalam hubungan dengan Pekan Doa sedunia merupakan pengejawantahan dari tema penting: “Berbuat baik dan mencari keadilan” (Yes 1:17). Para murid Yesus yang terpilih ini akan mengajarkan, melakukan perbuatan baik dan mencari keadilan bagi semua orang. Ini juga yang menjadi tugas dan perutusan Gereja sepanjang zaman. Dunia akan menjadi baru karena penuh dengan kedamaian, keadilan dan kasih. Ini yang menjadi harapan kita semua. Tuhan sungguh membutuhkan rekan kerja yang handal sepanjang zaman, dari dahulu hingga saat ini untuk mewujudkan dunia yang selalu baru dalam kebaikan, keadilan, damai dan kasih.
P. John Laba, SDB