Hari Senin, Pekan Biasa ke-3
Hari keenam Pekan Doa Sedunia
Ibr. 9: 15,24-28
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6
Mrk. 3:22-30
Jangan Meremehkan Tuhan Yesus!
Saya mengingat kembali sharing iman dari seorang pemuda kepada saya beberapa tahun yang lalu. Pemuda itu pernah mengalami krisis iman dan kemudian dipulihkan oleh Tuhan. Ia mengakui rasa bahagianya setelah memasuki dunia kerja, mendapat gaji pertama dan gaji-gaji seterusnya dari perusahaan di mana dia bekerja untuk pertama kalinya setelah lulus kuliah. Oleh karena dia memiliki performance yang baik maka ia pun mendapat promosi yang cepat. Pengalaman ini benar-benar membuatnya terlena. Dia mulai merasa sombong, tidak bersyukur kepada Tuhan dan lebih mengandalkan diri sendiri. Hubungan antar pribadi dengan sesama dan Tuhan menjadi renggang. Namun tidak ada yang abadi di dunia ini. Dia melanjutkan ceritanya bahwa perusahaan tempat di mana dia bekerja mendapat masalah besar dalam hal finansial sehingga para karyawan harus dirampingkan, termasuk departemen yang menjadi bagiannya harus ditutup. Para karyawan mendapat dana kompensasi sesuai dengan keadaan nyata perusahaan saat itu dan dipersilakan untuk meninggalkan perusahaan itu. Masa kejayaannya serasa berlalu begitu cepat dan dia harus memulai dari nol lagi. Ia terpukul karena tidak memiliki kendaraan, rumah dan lainnya karena semuanya dikembalikan ke perusahaan untuk dilelang. Ini benar-benar pengalaman yang sangat berat dan mengedukasinya. Ia mulai sadar diri dan belajar untuk tidak meremehkan Tuhan dan sesama. Dia mencari pekerjaan baru, meniti karirnya dari bawah lagi dan lebih banyak berpasrah kepada Tuhan. Satu perubahan yang dirasakannya adalah ia membagi waktunya untuk melayani di Gereja sebagai Lektor dan terlibat dalam sebuah kelompok kategorial.
Tuhan selalu memiliki cara untuk mengoreksi dan mengubah hidup kita. Pengalaman-pengalaman yang ekstrim dalam hidup kita ini sesungguhnya memiliki daya transformatif, dan sungguh mentransformasi kita untuk menjadi lebih baik di hadapan Tuhan dan sesama. Ini boleh dikatakan sebagai tanda-tanda zaman yang sungguh nyata dalam hidup kita. Karena itu kebiasaan untuk meremehkan Tuhan, meremehkan seseorang atau meremehkan sesuatu mestinya kita jauhi dari hidup kita.
Tuhan menyapa dan mentransformasi kita melalui Sabda-Nya pada hari ini. Penginjil Markus menceritakan bahwa pada suatu hari para ahli Taurat dari Yerusalem meremehkan Yesus. Inilah ungkapan-ungkapan yang sungguh meremehkan Yesus: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.” (Mrk 3:22). Kita bisa membayangkan bagaimana Yesus bekerja tanpa kenal lelah untuk mengajar dan melakukan tanda-tanda, bahkan makan dan minum pun mereka tidak sempat. Sebelumnya ada orang yang menganggap Yesus ‘sudah tidak waras lagi’. Ini adalah sikap metremehkan kuasa Tuhan, meragukan kuasa Tuhan yang pernah terjadi dan sungguh masih terjadi juga saat ini. Kalau kita menggunakan akal sehat, kita seharusnya merasa bersyukur karena Tuhan Yesus sungguh baik. Ia mengajar dan melakukan tanda-tanda heran. Semua orang mencari dan mengalami keselamatan karena kuasa-Nya. Namun ini berbeda dengan orang-orang yang sombong dan tidak percaya pada kuasa Tuhan.
Lalu apa reaksi Yesus terhadap sikap para ahli Taurat ini? Ia mengatakan bahwa tidak mungkin iblis itu melawan dirinya sendiri. Dengan kata lain iblis tidak mungkin mengusir iblis. Sama halnya dengan sebuah kerajaan atau rumah tangga yang terpecah-pecah pasti tidak akan bertahan. Di hadapan Tuhan Yesus, iblis itu tidak memiliki kuasa apa-apa. Santo Paulus mengatakan: “Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Flp 2:10-11).
Apakah ada orang yang masih mau meremehkan kuasa Tuhan Yesus Kristus?
Mari kita kembali ke bacaan pertama dari surat kepada Umat Ibrani. Kita membaca: “Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.” (Ibr 9:15). Kuasa Yesus yang terbesar adalah mengalahkan maut dan dosa. Lebih lanjut dikatakan: “Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.” (Ibr 9:28). Tuhan Yesus memang luar biasa. Kuasa-Nya tidak bisa diremehkan begitu saja. Justru kuasa-Nya membuat semua lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan!” Maka, janganlah meremehkan Tuhan Yesus Kristus dan janganlah mencobai Dia.
P. John Laba, SDB