Perkataan dan Permenungan Paus Fransiskus tentang Ekaristi Kudus
1. Ekaristi sangat penting bagi kita: Kristuslah yang ingin masuk ke dalam hidup kita dan memenuhi kita dengan kasih karunia-Nya.
2. Ekaristi, meskipun merupakan kepenuhan hidup sakramental, bukanlah hadiah bagi yang sempurna, melainkan obat yang ampuh dan makanan bagi yang lemah.
3. Yesus berbicara dalam keheningan tentang misteri Ekaristi dan mengingatkan kita setiap kali bahwa untuk mengikuti-Nya berarti kita perlu keluar dari diri kita sendiri dan menjadikan hidup kita bukan sesuatu yang kita “miliki”, tetapi sebuah hadiah untuk Dia dan untuk orang lain.
4. Allah mendekati kita karena cinta, berjalan bersama umat-Nya, dan perjalanan ini sampai pada titik yang tak terbayangkan. Kita tidak akan pernah bisa membayangkan bahwa Tuhan yang sama akan menjadi salah satu dari kita dan berjalan bersama kita, hadir bersama kita, hadir dalam Gereja-Nya, hadir dalam Ekaristi, hadir dalam Sabda-Nya, hadir dalam diri orang miskin, Dia hadir, berjalan bersama kita. Dan inilah kedekatan: Gembala yang dekat dengan kawanannya, dekat dengan domba-dombanya, yang ia kenal, satu per satu.
5. … orang Kristen adalah orang yang mengingat: … Dia terus menerus berkata kepada Tuhan: ‘Ya, saya menginginkan perintah-perintah, saya menginginkan kehendak-Mu, saya akan mengikut Engkau’. Dia adalah seorang manusia perjanjian, dan kita merayakan perjanjian itu, setiap hari” dalam Misa: dengan demikian seorang Kristen adalah “seorang wanita, seorang pria Ekaristi”.
6. Maka marilah kita bertanya pada diri kita sendiri pada malam ini, dalam menyemba Kristus yang benar-benar hadir dalam Ekaristi: apakah saya membiarkan diri saya diubah oleh-Nya? Apakah saya membiarkan Tuhan yang memberikan diri-Nya kepada saya, membimbing saya untuk semakin keluar dari kandang kecil saya, untuk memberi, untuk berbagi, untuk mengasihi Dia dan orang lain? Saudara dan saudari, mengikuti, bersekutu, berbagi. Marilah kita berdoa agar keikutsertaan kita dalam Ekaristi selalu menjadi pendorong: untuk mengikuti Tuhan setiap hari, menjadi alat persekutuan dan berbagi apa yang ada pada kita dengan-Nya dan dengan sesama. Maka hidup kita akan benar-benar berbuah.
7. Tanpa saat-saat adorasi yang lama, perjumpaan yang penuh doa dengan firman, percakapan yang tulus dengan Tuhan, pekerjaan kita dengan mudah menjadi tidak berarti; kita kehilangan energi sebagai akibat dari kelelahan dan kesulitan, dan semangat kita padam. Gereja sangat membutuhkan nafas doa yang dalam, dan bagi saya kelompok-kelompok sukacita besar yang mengabdikan diri pada doa dan perantaraan, pembacaan firman Tuhan yang penuh doa dan adorasi Ekaristi yang terus menerus bertumbuh di setiap tingkat kehidupan gerejawi.
P. John Laba, SDB