Perkataaan-perkataan bermakna dari Santo Antonius Padua
1) “Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata; biarlah kata-kata Anda yang mengajar dan tindakan Anda yang berbicara.”
2) “Kekayaan duniawi adalah seperti buluh. Akarnya terbenam di dalam rawa, dan bagian luarnya tampak indah, tetapi di dalamnya berongga. Jika seseorang bersandar pada buluh seperti itu, buluh itu akan patah dan menusuk jiwanya.”
3) “Tujukanlah kepada Allah setiap kebaikan yang telah Anda terima. Jika Anda mengambil pujian untuk sesuatu yang bukan milik Anda, Anda akan bersalah atas pencurian.”
4) “Kesendirian untuk hal-hal materi mengalihkan perhatian jiwa dan memecah belahnya. Iblis menangkap jiwa yang terpecah dan menyeretnya ke neraka.”
5) “Orang-orang Kristen harus bersandar pada Salib Kristus seperti halnya para musafir bersandar pada tongkat ketika mereka memulai sebuah perjalanan panjang.”
6) “Roh kerendahan hati lebih manis daripada madu, dan mereka yang memberi makan diri mereka sendiri dengan madu ini akan menghasilkan buah yang manis.”
7) “Jadi, barangsiapa ingin hidup suci di dalam Kristus Yesus, ia harus melarikan diri bukan saja dari tikus hawa nafsu, tetapi bahkan dari aromanya.”
8) “Pencipta langit taat kepada seorang tukang kayu, Allah kemuliaan yang kekal mendengarkan anak dara yang malang. Adakah orang yang pernah menyaksikan sesuatu yang sebanding dengan ini? Biarlah para filsuf tidak lagi meremehkan untuk mendengarkan seorang pekerja biasa; yang bijak, kepada yang sederhana; yang terpelajar, kepada yang buta huruf; seorang anak pangeran, kepada seorang petani.” **
9) “Uang terkutuk! Aduh, berapa banyak orang beragama yang buta! Berapa banyak orang religius yang ditipu olehnya! Uang adalah ‘kotoran burung’ yang membutakan mata Tobit.”
10) “Orang-orang kudus adalah seperti bintang-bintang, yang, dalam pemeliharaan-Nya, disembunyikan oleh Kristus di bawah meterai, agar mereka tidak muncul kapan pun mereka mau. Sebaliknya, mereka selalu siap untuk keluar dari keheningan kontemplasi ke dalam karya-karya belas kasihan pada waktu yang ditentukan oleh Allah, kapan pun hati mereka mendengar firman perintah.”
11. “Luasnya sedekah akan melapangkan hati yang sempit bagi orang yang berdosa.”
12. “Ya Bapa, dalam Kebenaran-Mu (yaitu, dalam Anak-Mu, yang rendah hati, miskin dan tidak memiliki rumah) Engkau telah merendahkan aku. Dia direndahkan di dalam rahim Anak Dara, miskin di dalam palungan domba, dan tidak memiliki rumah di atas kayu Salib. Tidak ada yang dapat merendahkan orang berdosa yang sombong seperti kerendahan hati kemanusiaan Yesus Kristus.”
13. “Aduh, aduh, Dia yang adalah kebebasan para tawanan dijadikan tawanan. Dia yang adalah Kemuliaan para malaikat dihina. Allah dari segala sesuatu dicambuk. Cermin tak bernoda dari Cahaya abadi diludahi. Kehidupan manusia dibunuh. Apa yang tersisa bagi kami, orang-orang malang yang malang, selain pergi dan mati bersamaNya? Tariklah kami keluar dari lumpur, Tuhan Yesus, dengan kaitan Salib-Mu; sehingga kami dapat berlari, bukan menuju kemanisan-Mu, tetapi menuju kepahitan Sengsara-Mu.”
14. “Kebijaksanaan Allah tercermin dalam wajah jiwa: ia akan melihat Allah sebagaimana adanya, dan ia akan mengenal sebagaimana ia dikenal.”
15. “Jadi jiwa religius menemukan di dalam hati Yesus tempat perlindungan yang aman dari tipu muslihat dan serangan Iblis, dan tempat peristirahatan yang menyenangkan. Tetapi kita tidak boleh berhenti hanya di pintu masuk lubang di batu karang itu, kita harus menembus kedalamannya. Di mulut lubang yang dalam, di mulut luka di sisinya, kita akan menemukan darah berharga yang telah menebus kita. Darah ini memohon untuk kita dan menuntut belas kasihan bagi kita. Tetapi jiwa religius tidak boleh berhenti di pintu masuk. Ketika ia telah mendengar dan memahami suara darah ilahi, ia harus bergegas menuju ke sumber dari mana darah itu mengalir, ke tempat kudus yang paling dalam dari hati Yesus. Di sana ia akan menemukan terang, damai sejahtera, dan penghiburan yang tak terlukiskan.”
16. “Pandanglah pelangi: yaitu, pertimbangkan keindahan, kekudusan dan martabat Maria yang terberkati; dan pujilah dengan hati, mulut dan perbuatan Puteranya, yang telah membuatnya demikian. Dalam kecemerlangan kekudusannya, ia sangat cantik, melebihi semua putri Allah. Dia telah meliputi surga (yaitu, dia telah melingkupi keilahian) dalam lingkaran kemuliaannya, kemanusiaannya yang mulia.”
17. “Apakah Anda ingin agar Allah selalu ada dalam pikiran Anda? Jadilah sebagaimana Dia telah menciptakan Anda. Jangan mencari “Anda” yang lain. Jangan membuat diri Anda berbeda dengan Dia yang telah menciptakan Anda. Maka Anda akan selalu mengingat Allah dalam pikiran Anda.”
18. “Tuhan menghembuskan nafas kehidupan, penyesalan hati, ke dalam wajah jiwa ketika Dia menanamkan gambar dan rupa-Nya sendiri, yang telah dikotori oleh dosa, dan memperbaharuinya.”
19. “Kehidupan tubuh adalah jiwa, kehidupan jiwa adalah Kristus.”
20. “Betapa besar kebaikan Allah! Betapa besarnya martabat orang yang bertobat! Dia yang hidup dalam kekekalan berdiam di dalam hati orang yang rendah hati dan di dalam jiwa orang yang bertobat! Adalah tanda dari hati yang sungguh-sungguh menyesal bahwa ia merendahkan diri dalam segala hal, menganggap dirinya tidak lebih dari seekor anjing yang mati dan seekor kutu.”
P. John Laba, SDB