Tujuh perkataan para kudus tentang Kekudusan
1. “Kekudusan bukan berarti melakukan hal-hal yang luar biasa. Kekudusan adalah menerima, dengan senyuman, apa yang Yesus kirimkan kepada kita. Kekudusan berarti menerima dan mengikuti kehendak Tuhan.” (St. Teresa dari Kalkuta, Mother Teresa: In My Own Words, 1
2. “Kekudusan tidak menuntut sesuatu yang besar, di luar kemampuan seseorang. Hal ini tergantung pada Kasih Tuhan; setiap tindakan sehari-hari dapat diubah menjadi tindakan kasih.” (St. Ursula Julia Ledochowska)
3. “Kekudusan adalah perjuangan, mengetahui bahwa kita memiliki kekurangan dan dengan gagah berani berusaha mengatasinya. Kekudusan, saya tegaskan adalah mengatasi kekurangan dan kelemahan kita meskipun kita akan tetap memilikinya hingga ajal tiba; karena jika tidak, seperti yang telah saya katakan, kita akan menjadi sombong.” (St. Josemaria Escriva, The Forge, 312)
4. “Jangan takut untuk menjadi kudus! Miliki keberanian dan kerendahan hati untuk menampilkan dirimu kepada dunia dengan tekad untuk menjadi kudus, karena kebebasan penuh dan sejati lahir dari kekudusan.” (Paus Yohanes Paulus II, Hari Kaum Muda Sedunia, Santiago, Spanyol, 1989)
5. “Kekudusan tidak terdiri dari satu latihan atau latihan lainnya, tetapi merupakan sebuah disposisi bathin, yang membuat kita menjadi rendah hati dan kecil di tangan Tuhan, sadar akan kelemahan kita, dan percaya diri, bahkan sangat percaya diri, akan kebaikan kebapaan-Nya.” (Theresia dari Lisieux, Spirit of St. Therese, compiled by the Carmelites of Lisieux (Burns and Oates), 179.
6. “Kekudusan yang ‘besar’ adalah melaksanakan ‘tugas-tugas kecil’ setiap saat.” (St. Josemaria Escriva, The Way, 817)
7. “Undangan Allah untuk menjadi orang-orang kudus adalah diperuntukan bagi semua orang, bukan hanya untuk beberapa orang saja. Oleh karena itu, kekudusan harus itu bagi semua orang. Terdiri dari apakah itu? Dalam banyak aktivitas? Tidak. Dalam melakukan hal-hal yang luar biasa? Tidak, hal ini tidak mungkin untuk semua orang dan setiap saat. Oleh karena itu, kekudusan terdiri dari kebiasaan berbuat baik, dan dalam melakukan kebaikan ini dalam kondisi dan tempat apa pun yang telah Tuhan berikan kepada kita. Tidak lebih, tidak ada yang lain di luar itu.” (Beato Louis Tezza).
P. John Laba, SDB