Hari Kamis, 8 Februari 2023
1Raj. 11:4-13
Mzm. 106:3-4,35-36,37,40
Mrk. 7:24-30
Keselamatan Universal
Adalah Edward Schillebeeckx, OP. Teolog Dominikan ini pernah berkata: “Tetapi ketika kebaikan dipromosikan dan kejahatan dilawan demi kesembuhan umat manusia, praksis historis ini pada kenyataannya menegaskan hakikat Allah – Allah sebagai keselamatan bagi setiap laki-laki dan perempuan, dasar pengharapan universal – dan lebih dari itu, manusia menerima keselamatan dari Allah: di dalam dan melalui kasih yang dipraktikkan.” Kata kunci dari perkataan Teolog ini adalah keselamatan universal pada setiap pribadi laki-laki dan perempuan. Ini adalah harapan bagi kita semua yang percaya kepada Kristus Yesus Tuhan kita.
Pada hari ini kita mendengar kisah perjalanan Yesus yang cukup jauh. Ia meninggalkan Galilea menuju ke Tirus dan menempuh jarak sekitar 34,52 mil atau sekitar 56 km. Kedatangan Yesus tidak dapat dirahasiakan meskipun Dia sendiri masuk ke dalam sebuah rumah tanpa diketahui banyak orang. Namun demikian dalam waktu singkat orang mengetahui bahwa Ia ada di rumah itu. Dikisahkan bahwa ada seorang anak perempuan yang kerasukan roh jahat. Ibu tanpa nama, seorang Yunani dan berkebangsaan Siro Fenisia itu tersungkur di depan kaki Yesus dan memohon penyembuhan bagi anaknya.
Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Namun demikian Dia selalu membuat kejutan untuk menyadarkan mereka tentang betapa bernilainya keselamatan dalam nama-Nya. Dialog singkat Yesus bersama perempuan Yunani itu menunjukkan betapa perempuan asing itu mengimani Yesus. Kesembuhan pada anak perempuan itu terjadi karena iman sang ibunda. Roh jahat takluk di depan Yesus dan keluar dari tubuh anak perempuan itu karena iman sang ibu.
Kisah dalam Injil ini berbeda dengan pengalaman Raja Salomo dalam bacaan pertama. Pada saat memasuki usia senja, para istrinya condong untuk menyembah berhala dan sangat berpengaruh padanya. Ia tidak sepenuh hati menyembah Tuhan Allah. Ia mengikuti dewa-dewai asing dan mendirikan bukit pengurbanan dan memakar korban persembahan. Salomo tidak berubah sehingga Tuhan pun mengoyakan sebagian Kerajaannya. Di sini kita belajar tentang kesetiaan kepada Allah dan ketidak setiaan dengan berbagai resikonya. Kita pada pilihan untuk setia kepada Allah seperti perempuan Yunani atau menjadi serupa dengan Salomo yang menyembah berhala. Pilihan ada di tangan kita masing-masing.
Doa: Tuhan berilah kami anugerah pertobatan supaya kami hanya menyembah-Mu sebagai Allah yang benar di dalam diri Yesus Kristus Putera-Mu. Amen.
P. John Laba, SDB