Homili 9 Februari 2024

Hari Kamis, 9 Februari 2023
1Raj. 11:29-32; 12:19
Mzm. 81:10-11ab,12-13,14-15
Mrk. 7:31-37

Yesus semakin tenar

Adalah sebuah kebanggaan ketika membaca Injil dan menemukan kisah Yesus yang viral dan tenar. Ada saja kalimat yang keluar dari mulut orang-orang percaya: “Yesusku, luar biasa!”. Bacaan Injil hari ini mengisahkan sosok Yesus yang meninggalkan daerah Tirus melewati Sidon menuju ke Galilea melalui daerah Dekapolis. Perhatikanlah bahwa Tuhan Yesus melakukan perjalanan sejauh 36 km dari Tirus ke Sidon, kemudian dari Sidon Ia melakukan perjalanan lagi sejauh 79 km ke Danau Galilea melewati daerah Dekapolis. Dalam perjalanan ini, Tuhan Yesus melakukan tanda-tanda untuk menyelamatkan manusia. Salah satunya adalah Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap.

Kisah penyembuhan orang tuli dan gagap ini memang sangat unik. Ia diantar oleh orang-orang tanpa nama yang percaya kepda Yesus bahwa Ia pasti dapat menyembuhkannya dengan cara meletakkan tangan untuk menyembuhkannya. Tuhan Yesus memisahkan orang tuli gagap itu dari orang lain. Yesus memasukkan jarinya ke dalam telinga orang itu, meludah dan meraba lidah orang itu. Tuhan Yesus lalu menengadah ke langit dan berkata ‘Effata’ yang berarti terbukalah. Perkataan Tuhan ini memiliki daya penyembuh. Orang sakit tuli dan bisa menjadi sembuh seketika. Peristiwa penyembuhan yang ajaib ini turut memviralkan Yesus saat itu. Perasaan takjub terungkap dalam peristiwa ini: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”

Kalau dalam bacaan Injil, kita mendengar kisah menakjubkan yakni semua orang takjub kepada Yesus karena tanda ajaib yang dilakukannya, di dalam bacaan pertama kita justru merasa kaget karena Israel memberontak melawan keturunan Daud. Pemberontakan ini merupakan rentetan kejadian dari peristiwa raja Salomo yang menyembah berhala. Karena ketidaksetiaannya kepada Allah ini maka Kerajaan menjadi koyak. Dikisahkan bahwa Yerobeam salah seorang pegawai Salomo bertemu dengan nabi Ahia orang Silo. Ahia mengoyakan kain baru menjadi dua belas koyakan dan memberikannya kepada Yerobeam. Menurut nabi Ahia ada sepuluh koyakan akan diberikan kepada Yerobeam. Dengan demikian Tuhan sendiri mengatakan Yerobeam bahwa Ia akan mendapat sepuluh suku, sedangkan satu suku akan tetap padanya oleh karena Daud sang hamba Allah dan oleh karena Yerusalem, kota yang dipilih Tuhan dari segala suku Israel.

Hidup manusia selalu berada pada dua kutub yaitu kebaikan dan kejahatan. Namun kita harus tetap percaya pada rencana dan kehendak Tuhan yakni kebaikan manusia. Ia menjadikan segalanya baik adanya.

Doa: Tuhan, baharuilah hidup kami dan teguhkanlah iman kami kepada-Mu. Amen.

P. John Laba, SDB